Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat, Demul atau Dedi Mulyadi membuat forum bersama sejumlah perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus di Jawa Barat untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan terhadap pemerintah yang digelar di halaman depan Gedung Sate, Bandung.
"Bagi teman-teman untuk menyampaikan apa yang menjadi kegundahan, kegelisahan, atau kritik apa yang ingin diberikan kepada kami melalui forum ini," kata Dedi Mulyadi, Rabu.
Ruang dialog ini merupakan wadah yang digagas oleh Gubernur Jabar sebagai sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan berbagai bentuk aspirasi.
Mulai dari persoalan sosial, ekonomi, hingga isu pembangunan daerah, Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat, sehingga aspirasi yang muncul bisa ditindaklanjuti secara konkret.
Forum ini dibuka oleh Dedi Mulyadi lalu dihadiri oleh pihak DPRD Provinsi, Kejaksaan, pengadilan tinggi, dan Polda.
Selain itu, forum dialog tersebut juga dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari sekitar 25 kampus yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat.
Kehadiran mereka mencakup perguruan tinggi dari Bandung, Bogor, Karawang, Depok, Tasikmalaya, Indramayu, hingga Cikarang. Partisipasi luas ini menunjukan bahwa forum dialog tersebut berhasil menarik perhatian lintas kampus, sekaligus memperkuat posisi mahasiswa sebagai representasi suara masyarakat Jawa Barat.
Forum dialog yang semula digelar di halaman depan akhirnya dipindahkan ke dalam Gedung Sate. Keputusan tersebut diambil oleh Dedi Mulyadi karena kondisi cuaca yang panas terik membuat peserta kurang nyaman, dan di usulkan oleh salah satu mahasiswa.
Dedi Mulyadi menekankan bahwa forum ini dikhususkan untuk mahasiswa dan aspirasi yang telah disampaikan mahasiswa sudah ditindak lanjuti oleh DPRD dan Kepolisian.
"Sudah disampaikan kepada pemerintah pusat mengenai tuntutan yang sudah ditanda tangani oleh semua pimpinan fraksi, pimpinan DPRD. dan para ketua dan wakil ketua pimpinan komisi, lalu sudah disampaikan pernyataannya secara terbuka di media sosial, media elektronik," kata Dedi Mulyadi.
Ia juga menuturkan tidak memperbolehkan masyarakat hadir karena menghargai forum mahasiswa, karena jika semua orang masuk tidak diketahui tujuan dan niatnya untuk apa, forum dialog jadi forum yang lain.
