Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berhasil memberangkatkan 77 warganya ke Jepang secara resmi untuk bekerja di sektor manufaktur dan perakitan elektronik pada Agustus 2025, setelah melalui proses seleksi ketat dari 1.044 orang pendaftar.
Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman di Cirebon, Jumat, mengatakan keberhasilan itu menjadi langkah nyata pemerintah daerah dalam membuka akses kerja di luar negeri di tengah keterbatasan lapangan kerja lokal.
“Hampir semua kecamatan di Kabupaten Cirebon terwakili. Antusiasme masyarakat tinggi dan ini menunjukkan kesempatan kerja ke Jepang sangat diminati,” katanya.
Ia menuturkan para pekerja tersebut menandatangani kontrak selama tiga tahun, yang mayoritas ditempatkan di industri perakitan elektronik dan manufaktur.
Agus memastikan setiap pekerja telah dipersiapkan, untuk beradaptasi dengan budaya kerja Jepang yang menekankan disiplin.
Sebelum berangkat, kata dia, peserta diwajibkan mengikuti pelatihan intensif tiga bulan meliputi keterampilan teknis, dasar bahasa Jepang, serta pemahaman budaya dan etika kerja di perusahaan Jepang.
“Kami tidak ingin warga Cirebon hanya sekadar bekerja, tetapi juga memahami budaya Jepang. Disiplin, kejujuran, dan etos kerja tinggi harus mereka kuasai,” ujarnya.
Ia menyampaikan pemerintah daerah melibatkan lembaga pelatihan agar pekerja dibekali manajemen keuangan. Tujuannya, hasil kerja di Jepang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga maupun membuka usaha baru setelah kembali.
Agus menilai keberangkatan 77 warga itu memberi dampak ganda yakni selain mengurangi pengangguran, remitansi yang dikirim pekerja akan menggerakkan ekonomi di tingkat keluarga hingga desa.
Lebih lanjut, dia menyampaikan Jepang kini menghadapi kekurangan tenaga kerja dengan kebutuhan sekitar 820 ribu orang. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi pekerja Indonesia, termasuk dari Cirebon untuk mengisi sektor tersebut.
“Kami berupaya agar kebutuhan tenaga kerja Jepang bisa selaras dan menyerap dengan potensi tenaga usia produktif di Cirebon,” tuturnya.
Ia menegaskan keberhasilan memberangkatkan tenaga kerja ke Jepang tidak berarti Pemkab Cirebon berhenti menciptakan lapangan kerja di daerah, melainkan bagian dari solusi cepat menghadapi keterbatasan industri lokal.
“Standar kerja di Jepang ketat, berbeda dengan di sini. Tapi saya yakin, jika serius belajar, warga Cirebon bisa menyesuaikan,” ucap dia.
