Garut (ANTARA) - Sebanyak delapan kepala keluarga (KK) warga Kabupaten Garut, Jawa Barat siap diberangkatkan untuk bertransmigrasi menggarap lahan pertanian seluas 1 hektare di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
"Ada delapan KK, ada dari Cisompet, ada dari seputar Garut Kota bertransmigrasi ke Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Garut Muksin di Garut, Jumat.
Ia menuturkan program transmigrasi dari pemerintah pusat itu yakni setiap daerah mendapatkan kuota bagi masyarakat yang ingin bertransmigrasi, termasuk Garut mendapatkan kuota sebanyak delapan KK ke Sulbar.
Warga Garut yang siap bertransmigrasi itu, kata dia, sudah melewati tahapan seleksi dari 30 KK yang lolos sesuai minat daerahnya sebanyak delapan KK yang selanjutnya akan diberangkatkan sekitar September sampai Desember 2025.
"Tahun ini peminatnya ada 30 KK, sesuai peminat ada yang minat ke Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, cuma tahun ini dari Garut hanya ke Sulawesi Barat," katanya.
Ia mengatakan program transmigrasi tersebut terakhir dari Garut tahun 2018 sebanyak lima KK, sejak itu sampai 2024 tidak mendapatkan kuota untuk program tersebut.
Namun tahun ini, kata dia, Garut mendapatkan kuota lagi untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat Kabupaten Garut yang ingin bertransmigrasi, dan tahun depan belum tentu ada kuota lagi untuk Garut.
"Terakhir 2018, 5 KK, baru tahun ini mendapat kuota, tahun depan tergantung kuota dari pemerintah pusat/Kementerian Transmigrasi yang diberikan ke provinsi, dari provinsi dibagi ke kabupaten," katanya.
Ia menyampaikan masyarakat yang ingin bertransmigrasi melalui program yang disiapkan pemerintah pusat itu akan mendapatkan fasilitas seperti penyediaan lahan pertanian untuk digarap, kemudian rumah tempat tinggal, dan sarana air bersih.
Sedangkan dari Pemkab Garut, kata dia, juga dialokasikan anggaran untuk warga yang akan bertransmigrasi yakni uang saku transmigran sebesar Rp2 juta per KK, kemudian uang harian perjalanan pemberangkatan ke provinsi tujuan Rp300 ribu per orang.
"Nanti mereka juga akan ada pelatihan-pelatihan dari pusat maupun pemerintah daerah setempat," kata Muksin.
Ia mengungkapkan warga Garut yang ingin bertransmigrasi itu salah satunya karena ingin menata masa depan kehidupan yang lebih baik, dan sejahtera bagi keluarganya.
Ia berharap melalui program itu bisa memberikan manfaat dan menjadikan kehidupan warga transmigran lebih baik, dan tentunya mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
"Harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Garut mengurangi angka pengangguran dan menekan kemiskinan," katanya.
