Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengaku bersyukur karena kini penebusan pupuk bersubsidi menjadi lebih mudah hanya dengan menunjukkan KTP tanpa proses berbelit.
"Penebusannya sekarang mudah, hanya KTP saja. Cepat, nggak ngantri. Jadi kami datang kemudian dibuka e-RDKK (elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok)-nya sesuaikan jatah kami," kata Yoyon (51), salah satu petani asal Desa Cengkuang, Kecamatan Palimanan, Cirebon, Kamis.
Yoyon yang juga Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu di Desa Cengkuang mengaku sebelumnya ia sempat mengalami keterlambatan distribusi pupuk pada masa tanam pertama sehingga terpaksa membeli pupuk non-subsidi dengan harga jauh lebih mahal hingga mencapai Rp1,2 juta per kuintal.
Ia menyebut, jika menggunakan pupuk subsidi seperti NPK dan Urea, ia hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp725.000 untuk kebutuhan selama masa tanam pertama.
Selain murah, proses penebusan di kios juga sangat cepat karena petani tinggal datang, menyerahkan KTP, diverifikasi melalui e-RDKK, lalu langsung membawa pulang pupuk sesuai jatah kelompok tani.

Senada, Rojai (50), petani sekaligus Ketua Gabungan Kelompok Tani Makmur di Desa Tegalkarang, Cirebon, mengaku kini penebusan pupuk bersubsidi menjadi jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya yang penuh kerumitan administratif.
Dia menuturkan, sebelumnya para petani harus menggunakan kartu tani yang sering menyulitkan karena banyak petani lansia kesulitan mengingat PIN, kehilangan kartu, bahkan harus kembali ke bank untuk aktivasi ulang.
Kini proses pengajuan pupuk hanya perlu pendaftaran awal dengan KTP lalu penyuluh pertanian akan menginput data petani yang kemudian digunakan untuk penebusan pupuk di kios resmi.
Menurut Rojai, kebijakan baru ini sangat membantu karena cukup membawa KTP saat pengambilan pupuk, tanpa perlu kartu tani atau proses administrasi yang menyita waktu dan tenaga.
