Antarajabar.com - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan meluncurkan transportasi angkutan kota berbasis daring yang dinamai "Hayu Ngangkot" dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
"Sekarang baru ada 30 kendaraan (yang ikut aplikasi) dari Kobutri, Kopamas dan Kobanter," ujar Kepala Dishub Kota Bandung Didi Ridwandi saat ditemui usai meresmikan peluncuran angkot daring, Senin.
Didi menuturkan, angkot daring ini memiliki fungsi serupa dengan transportasi berbasis daring lainnya yang mengandalkan teknologi. Bedanya, jalur angkot harus dalam wilayah trayek dan jarak pemesanannya tidak boleh lebih dari satu kilometer di tempat konsumen.
"Kalau masih satu kilometer dari trayek bisa dipesan nanti angkot akan datang ke pemesan," kata dia.
Menurut dia, angkot ini ditujukan untuk mengangkut pesanan atau carter. Diharapkan dengan adanya angkot ini, seluruh permasalahan terkait transportasi massal di Kota Bandung dapat teratasi.
"Jadi kalau kita masuk (ke aplikasi) nanti ada dua opsi yang satu carter yang kedua logistik. Tujuan carter itu kalau kita angkutan orang, jadi sistem komunal, kalau logistik untuk mengirim barang," kata dia.
Saat ini aplikasi tersebut masih dalam tahap uji coba dan diterapkan di angkot jurusan Cicaheum-Ciroyom, Stasiun-Gunung Batu serta Sederhana-Cimindi.
Nantinya jika peluncuran ini dapat dikatakan berhasil, dia berharap seluruh pengusaha angkot lainnya dapat ikut bergabung.
Adapun untuk pengelolaannya, seluruhnya berada dalam kewenangan operator aplikasi dan koperasi penyedia armada, sementara Dishub Kota Bandung berperan sebagai fasilitator.
"Ini diujicobakan dulu, pertama komposisi keuntungan untuk pengusaha yang kedua proses persaingan dengan dengan angkutan lain. Jadi melihat keseimbangan lain," katanya.
Jika dibandingkan dengan fisik angkutan yang lain, tidak ada perbedaan yang signifikan, hanya terdapat label 'Hayu Ngangkot' di bagian belakang mobil. Namun masyarakat dapat memesan layaknya menggunakan transportasi daring.
Peluncuran ini pun menambah deretan inovasi transportasi publik yang tengah dikembangkan Pemkot Bandung, setelah sebelumnya meluncurkan Angklung (Angkot Keliling Bandung) yang lebih mengutamakan fasilitas.
Menurut Didi, aplikasi "Hayu Ngangkot" ini bisa diunduh di perangkat berbasis android. Penumpang pun hanya tinggal merogoh kocek sekitar Rp40.000 per 10 kilometer, kemudian dikenakan tarif Rp4.500 di kilometer selanjutnya.
Di tempat yang sama, Ketua Organda Kota Bandung, Jawa Barat, Neneng Zuraidah, mengatakan aplikasi angkot "online" ini harus disosialisasikan terlebih dahulu pada pengguna jalan dan pengusaha angkutan. Hal itu untuk mengantisipasi supaya tak ada konflik saat pengoperasiannya.
"Tetap harus disosialisakan ke pengemudinya dan pemakai jalan," katanya.
Pemkot Bandung Luncurkan Angkot Berbasis Daring
Senin, 22 Mei 2017 18:25 WIB