Bandung (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda, Jawa Barat, menjalin kolaborasi strategis dengan Erajaya Group dalam program konservasi lingkungan yang akan berjalan selama tiga tahun ke depan sebagai upaya pelestarian kawasan hutan lindung.
Kepala UPTD Tahura Ir H Djuanda, Lutfi Erizka menyatakan upaya pelestarian di kawasan hutan lindung yang kini mendapatkan dukungan baru dari sektor swasta ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah dan swasta dalam menghadapi tantangan pelestarian hutan di tengah tekanan urbanisasi dan perubahan iklim.
"Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat menumbuhkan komitmen bersama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan dan membangun masa depan yang lebih hijau dan lestari," ujar Lutfi dikonfirmasi di Bandung, Rabu.
Kolaborasi yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama di Bandung, pada Selasa (5/8) tersebut akan berfokus di Blok Lindung Tahura seluas 10 hektare, yang akan menjadi pusat kegiatan konservasi, rehabilitasi lahan, hingga pengembangan persemaian bibit tanaman.
"Kolaborasi ini diharapkan mendukung fungsi ekologis Tahura sebagai paru-paru Kota Bandung dan kawasan resapan air strategis," kata Lutfi.
Wakil Direktur Utama Erajaya Group, Hasan Aula mengatakan kolaborasi dengan Tahura Djuanda bertajuk Jejak Kolaborasi Hijau untuk Masa Depan Lestari ini, berlandaskan pertimbangan, karena kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi penting di Jawa Barat yang menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna endemik, dengan harapan memperkuat fungsi ekologis Tahura Djuanda.
Kolaborasi ini, lanjut dia, bukan proyek pertama dari inisiatif konservasi Erajaya. Sejak 2018, perusahaan telah mengembangkan program pelestarian hutan di Rumpin, Kabupaten Bogor dengan nama program Wana Erajaya.
Di sana, selain berhasil menurunkan emisi karbon dengan menyerap karbon dioksida sebesar 16,385 ton CO2 per tahun dan meningkatkan produksi oksigen senilai 1,833 ton O2 per tahun. Program tersebut juga membuka peluang ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat sekitar lewat budi daya madu dan sereh wangi berbasis wana tani.
Berkaca dari keberhasilan tersebut, program serupa kini diperluas ke kawasan Tahura Djuanda, dengan salah satu komponen penting dari kolaborasi ini adalah pendirian persemaian bibit tanaman yang akan mendukung rehabilitasi lahan kritis dan memperkuat keanekaragaman hayati di kawasan hutan lindung.
Pengembangan konservasi yang dirancang dalam kerja sama ini juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat, dengan harapan model pendekatan berbasis komunitas ini mampu menjamin keberlanjutan program di masa mendatang.
Selain membawa dampak ekologis, program ini diharapkan juga memperkuat edukasi lingkungan bagi generasi muda serta menjadi contoh kolaborasi nyata lintas sektor dalam mendukung agenda tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
"Melalui program Wana Erajaya, kami ingin memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi. Kolaborasi dengan Tahura Djuanda adalah tonggak penting dalam perjalanan kami, yang kami harapkan dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan generasi mendatang," ucap Hasan.
