Purwakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jabar menyiapkan relokasi titik pengungsian korban tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani untuk mengantisipasi semakin meluas bencana tersebut.
"Kami tengah menyiapkan tempat yang layak dan memadai untuk para warga yang terdampak bencana pergeseran tanah," kata Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein di Purwakarta, Selasa.
Sejak tanah bergerak beberapa hari lalu, hingga saat ini warga yang terdampak bencana tersebut mengungsi ke area Kantor Desa Pasirmunjul. Selain itu, ada yang memilih mengungsi ke rumah kerabat.
Untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, seperti meluasnya bencana tersebut, pemerintah daerah segera merelokasi titik pengungsian bagi warga terdampak.
Ia bersama perwakilan tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jawa Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), serta Baznas Tanggap Bencana Purwakarta telah menyepakati mengenai rencana relokasi titik pengungsian.
Bupati Saepul Bahri menyebutkan survei lapangan terkait dengan titik rencana relokasi posko bencana telah dilakukan bersama. Hal tersebut untuk memastikan tempat pengungsian layak dan memadai bagi para warga korban bencana itu.
Beberapa titik kantor pemerintahan daerah, salah satunya UPTD Pemadam Kebakaran Wilayah I di Jalan Raya Anjun, Kecamatan Plered telah dialokasikan untuk menjadi titik pengungsian korban bencana tanah bergerak.
BPBD Jawa Barat mengungkapkan bencana di Desa Pasirmunjul itu, mengakibatkan sekitar 250 warga setempat harus mengungsi.
Berdasarkan laporan sementara, bencana tanah bergerak mengakibatkan sekitar 70 bangunan mengalami kerusakan, terdiri atas 57 rumah rusak berat, satu fasilitas umum rusak berat, satu tempat ibadah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dan delapan rumah rusak ringan
Sesuai dengan data BPBD Purwakarta, pada 11-14 Juni 2025 tanah bergerak atau tanah ambles telah menjalar sejauh 20 meter dari titik awal dan terus bertambah setiap 10 menit.
Kejadian itu juga menyebabkan puluhan makam keluarga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul terpaksa dipindahkan.
Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan bencana tanah bergerak di daerah tersebut sudah beberapa kali, antara lain sejak Minggu (20/4), pukul 22.00 WIB, Rabu (23/4), pukul 20.00 WIB, Senin (19/5), pukul 07.00 WIB, Rabu (21/5), dan Sabtu (14/6).
Secara morfologi, daerah bencana yang memiliki ketinggian 370 meter di atas permukaan laut itu, berupa perbukitan dengan kemiringan lereng yang agak curam hingga curam.