Kota Bandung (ANTARA) - Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet bokong (pygopagus) asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua Tim Pemisahan Bayi Kembar Siam RSHS, dr. Dikki Drajat Kusmayafi, menjelaskan bahwa sejak usia dua hari, bayi bernama Nadia dan Nadira telah dirujuk dan ditangani di RSHS. Namun, proses operasi baru bisa dilakukan pada awal Mei 2025 karena menyesuaikan berbagai faktor medis.
“Memang, biasanya untuk kembar siam tidak langsung dilakukan operasi. Ada persyaratan waktu sebelum bisa dilakukan tindakan pemisahan. Umumnya, operasi dilakukan setelah usia delapan bulan,” kata Dikki di Bandung, Selasa.
Menurut Dikki, tantangan utama dari operasi ini adalah posisi dempet di bagian bokong yang melibatkan tulang ekor, tulang sakrum, serta sebagian sistem organ seperti usus besar dan organ reproduksi.
“Bagian luar vaginanya bersatu, dua vagina tapi menyatu. Namun, masing-masing bayi memiliki struktur organ dalam perempuan yang lengkap, seperti rahim dan indung telur masing-masing,” kata dia.
Dia menerangkan tantangan selanjutnya yakni kedua bayi tersebut hanya memiliki satu anus, sehingga tim dokter membuatkan satu anus baru dan kolostomi sementara untuk masing-masing bayi.
“Ini masih menjadi pekerjaan rumah ke depan, karena harus dilakukan penyempurnaan pada anus yang baru,” katanya.
Lebih lanjut, Dikki menjelaskan operasi ini melibatkan tim gabungan lintas spesialisasi dengan lebih dari 40 dokter, termasuk ahli saraf yang menggunakan berbagai sensor untuk memantau sistem persarafan bayi selama tindakan.
“Jadi, selama tindakan, tubuh bayi dipasangi sensor-sensor untuk memastikan bahwa pemisahan dilakukan secara proporsional dan aman,” kata dia.
Ia menambahkan, bayi Nadia dan Nadira merupakan pasangan kembar siam ke-13 yang berhasil dipisahkan melalui operasi di RSHS, dari total 33 kasus kembar siam yang pernah ditangani.
Menurutnya, tidak semua kasus dapat dilakukan pemisahan karena keterbatasan organ penting seperti jantung atau otak.
“Ada juga pasien kembar siam yang tidak kami pisahkan, tapi bisa hidup hingga besar. Bahkan ada yang bisa naik sepeda, tentu dengan alat khusus,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RSHS Bandung pisahkan bayi kembar siam asal Tasikmalaya