Lebih lanjut, Dikki menjelaskan operasi ini melibatkan tim gabungan lintas spesialisasi dengan lebih dari 40 dokter, termasuk ahli saraf yang menggunakan berbagai sensor untuk memantau sistem persarafan bayi selama tindakan.
“Jadi, selama tindakan, tubuh bayi dipasangi sensor-sensor untuk memastikan bahwa pemisahan dilakukan secara proporsional dan aman,” kata dia.
Ia menambahkan, bayi Nadia dan Nadira merupakan pasangan kembar siam ke-13 yang berhasil dipisahkan melalui operasi di RSHS, dari total 33 kasus kembar siam yang pernah ditangani.
Menurutnya, tidak semua kasus dapat dilakukan pemisahan karena keterbatasan organ penting seperti jantung atau otak.
“Ada juga pasien kembar siam yang tidak kami pisahkan, tapi bisa hidup hingga besar. Bahkan ada yang bisa naik sepeda, tentu dengan alat khusus,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RSHS Bandung pisahkan bayi kembar siam asal Tasikmalaya