"Kegiatan upland ini sudah berjalan tahun 2021 sampai 2024 untuk penangkaran, sekarang 2025 di lahan 480 hektare dibuat dua tahun untuk pengembangan budi daya," katanya.
Ia menyampaikan adanya penangkaran dan saat ini pengembangan kentang itu semakin memperkuat Garut menjadi daerah yang mampu memproduksi kentang untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Selama ini, kata dia, produksi kentang dari Garut tidak hanya mampu memenuhi pasar lokal di Garut, tapi juga memasok sebesar 60 persen untuk kebutuhan Provinsi Jawa Barat.
"Garut itu komoditas unggulannya itu adalah kentang, 60 persen mendukung ke Jawa Barat," katanya.
Ia berharap adanya berbagai program pengembangan unggulan pembibitan kentang bisa mendapatkan produktivitas kentang sebanyak 35 sampai 43 ton per hektare, meski tidak mencapai sebanyak itu di angka 30 sampai 35 ton per hektare sudah tergolong bagus.
Menurut dia angka tersebut akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan hasil yang sebelumnya dilakukan petani secara konvensional sebanyak 18 ton sampai 20 ton per hektare.
"Jangan muluk-muluk, minimal di 30 ton dan 35 ton juga sudah bagus, sudah menguntungkan bagi petani yang biasanya hasilnya 18 ton sampai 20 ton per hektare," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Garut targetkan produksi kentang 171.825 ton tahun 2025