Utusan Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, mengatakan, "Keberadaan rakyat Palestina di tanah air mereka bergantung pada layanan yang disediakan oleh UNRWA."
"Penghentian aktivitas badan ini hanya akan mendukung rencana destruktif yang bertujuan menghapus keberadaan Palestina di antara sungai dan laut," tambahnya, seraya menekankan bahwa mendukung UNRWA adalah tanggung jawab bersama.
Wakil utusan Inggris untuk PBB, James Kariuki, meminta Israel untuk mengizinkan UNRWA melanjutkan "operasi penyelamatan jiwa" dan "layanan penting."
Utusan Pakistan, Munir Akram, menegaskan bahwa "Israel tidak memiliki hak sebagai kekuatan pendudukan untuk menutup fasilitas PBB mana pun."
Menekankan bahwa tidak ada alternatif untuk UNRWA, utusan Prancis untuk PBB, Nicolas de Riviere, mencatat bahwa badan tersebut tidak hanya memberikan bantuan kemanusiaan tetapi juga menyediakan layanan publik.
"UNRWA melakukannya dengan biaya tiga kali lebih rendah dibandingkan badan PBB lainnya," tambahnya.
Utusan China, Fu Cong, mendesak parlemen Israel untuk tidak melaksanakan larangan terhadap UNRWA.
Negara-negara anggota lain seperti Denmark, Slovenia, Somalia, dan Guyana juga menyatakan solidaritas yang kuat dengan badan PBB tersebut.
Dalam pidatonya pada akhir sidang, utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengingatkan Dewan bahwa UNRWA didirikan untuk mengurangi dampak serangan Israel terhadap kehidupan dan hak-hak warga Palestina.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Di DK PBB, hanya AS yang mendukung Israel melarang UNRWA di Palestina