Bandung (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (Kanwil DJBC) Jawa Barat (Jabar) menyumbang Rp28,61 triliun penerimaan negara selama 2024 atau melampaui target sebesar Rp28,55 triliun.
“Untuk penerimaan bea dan cukai di Jawa Barat pada tahun 2024 meliputi bea masuk, cukai hasil tembakau, etil alkohol, serta minuman mengandung etil alkohol. Tidak terdapat penerimaan dari bea keluar seperti di daerah lain,” kata Kepala Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat, Finari Manan di Bandung, Rabu.
Baca juga: Pemprov dan DBC Jabar serukan 'perang' terhadap peredaran rokok ilegal
Finari menyampaikan pencapaian tersebut didorong oleh importasi non-rutin, seperti beras melalui Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, hasil audit kepabeanan dan cukai yang cukup tinggi serta kenaikan tarif cukai pada minuman mengandung etil dan alkohol pada tahun 2024.
“Selain itu, denda cukai yang tumbuh didorong dari dari hasil penindakan rokok ilegal sepanjang 2024,” kata dia.
Finari menyebut kontribusi paling besar dari penerimaan negara itu adalah cukai hasil tembakau yang memberikan kontribusi terbesar dengan realisasi Rp27,56 triliun atau mencapai 100,03 persen dari target Rp27,55 triliun.
Dia mengungkapkan penerimaan dari cukai hasil tembakau tersebut menurun dibandingkan tahun 2023 akibat penurunan produksi, terutama pada golongan Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM).
Pos lainnya yang berkontribusi yakni penerimaan cukai minuman mengandung etil alkohol sebesar Rp364,93 miliar atau mencapai target RpRp352,24 miliar.
Sedangkan bea masuk mencatatkan realisasi penerimaan sebesar Rp647,82 miliar atau tumbuh 1,89 persen jika dibandingkan periode sama 2023.
“Bea masuk itu didapatkan dari importasi non rutin yang cukup signifikan dari Bulog serta adanya realisasi pelunasan dari hasil audit yang nilainya cukup signifikan,” kata dia.
Lebih lanjut, DJBC Jawa Barat juga mencatat peningkatan signifikan dalam penindakan rokok ilegal. Hingga akhir 2024, sebanyak 62,19 juta batang rokok ilegal berhasil diamankan, naik dari 59 juta batang pada 2023.