Sementara itu, Alat Material Untuk Siaga (AMUS) juga disiapkan di 14 titik, yaitu di Stasiun Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya, Banjar, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Cibeber, Rendeh, Purwakarta, dan Cibungur.
AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan fondasi jalur, dan lainnya. Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.
Upaya antisipasi lainnya, yaitu dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik dapsus, petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah potensi bencana.
Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur dapsus tersebut. Daop 2 Bandung menyiapkan Petugas Penilik Jalan (PPJ) dan petugas posko daerah pantauan khusus. Petugas dan perlengkapan tersebut disiagakan untuk mengamankan perjalanan KA di sepanjang lintas KA untuk memantau apabila terjadi kondisi yang dapat menghambat perjalanan KA.
"Transportasi dengan kereta api mengedepankan keselamatan dan pelayanan, sehingga upaya-upaya KAI untuk memitigasi gangguan di musim hujan ini merupakan salah satu layanan kami kepada masyarakat pengguna kereta api untuk mendukung konektivitas sehari-hari," kata Dicky pula.