Menurut Reza durian monthong identik dengan Thailand, lalu musang king identik dengan Malaysia? Bagaimana dengan durian Indonesia?
Reza mengatakan, aksesi durian Indonesia tidak perlu dijadikan sebagai varietas unggul nasional. Namun, sebaiknya menjadi varietas unggulan masing-masing daerah Indonesia yang menjadikan ciri khas masing-masing daerah.
Dari total 114 varietas durian di Indonesia yang sudah dirilis, terdapat 11 varietas unggulan, yakni namlung petaling, klamunod atau supertembaga, matahari, petruk, kromo banyumas, malika, lai mas, balqis, serombut, dan pelangi atururi.
“Setiap daerah punya kebanggaan,” kata Reza. Dengan digunakannya varietas durian asli daerah, kegiatan budi daya tidak akan mengalami kendala yang berarti karena sudah terdapat kesesuaian agroklimat.
Keragaman durian di Indonesia juga sangat tinggi. Reza menjelaskan durian berdaging merah yang ditengarai hasil persilangan antara durian (Durio zibethinus) dan durian anggang (Durio graveolens).
Sebutan anggang mengacu pada burung enggang atau rangkong yang menggemari daging buahnya.
Ada juga durian tanpa duri di kaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Jenis lain yang unik adalah durian tanpa juring (sekat) alias compartmentless durian. “Edibel portion bisa 50 persen,” kata Reza.
Hal itu terjadi karena daging buah mengumpul dan tanpa sekat. Lazimnya satu buah durian memiliki lima juring.
Riset durian tanpa sekat masih terbatas, bisa jadi bagus untuk batang bawah dalam perbanyakan bibit durian.
Selain keunikan itu yang menggembirakan musim panen si raja buah juga beragam. Sekadar contoh panen raya di Pasuruan pada Juli—September, Lima Puluh Kota (April—Juli), Lebak (Oktober—Desember), dan Agam (Januari—Maret).
Peluang ekspor durian Indonesia yang luas
Oleh Sardi Duryatmo*) Minggu, 2 Juni 2024 9:47 WIB