Troy menambahkan bahwa beberapa prinsip green economy tersebut yakni pertama, selaras dengan alam. Pada dasarnya lebih dari 65 persen luas Ibu Kota Nusantara merupakan area untuk ruang hijau.
Kedua, rendah emisi karbon. Ibu Kota Nusantara sedang dirancang agar dapat menggunakan energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi nantinya serta 60 persen penghematan energi untuk konservasi energi dalam gedung.
Ketiga, prinsip sirkular dan tangguh. IKN dirancang agar dimana lebih dari 10 persen luas lahan disediakan untuk memenuhi produksi pangan.
Troy mengatakan, IKN merupakan kota cerdas dan hijau di Indonesia dengan perangkat Pembangunan keberlanjutan yang komprehensif.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara sendiri melalui lima tahap pembangunan dan akan selesai seutuhnya pada 2045.
Dia juga menjelaskan bahwa saat ini sudah ada Nusantara Net Zero Strategy 2045 atau peta jalan menuju kota dengan emisi nol bersih di 2045 serta Voluntary Local Review (VLR).
“Selain Nusantara Net Zero Strategy 2045, OIKN juga telah meluncurkan Voluntary Local Review (VLR) sebagai sasaran pembangunan berkelanjutan yang telah diluncurkan pada Februari 2024. Terkait peluncuran VLR, Ibu Kota Nusantara merupakan ibu kota pertama di dunia yang menyampaikan VLR-nya kepada PBB,” katanya.
Terkait tantangan penyusutan Kawasan hutan yang berpotensi menimbulkan bencana alam dan konflik dengan satwa, Troy Pantouw menjelaskan bahwa IKN telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk mitigasi masalah lingkungan di kawasannya.
Peneliti UI: Warga lokal antusias terlibat dalam perencanaan pembangunan IKN
Minggu, 10 Maret 2024 19:20 WIB