Antarajawabarat.com,21/6 - Warga Pasar Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, menolak rencana pembangunan Pasar Moderen GSP Sentral Market yang berlokasi di Kampung Sukasari, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang.
Sebab, lokasi pasar moderen itu berdekatan dengan lokasi pasar tradisional yang sudah ada. Sehingga mereka menolak dan meminta rencana tersebut dibatalkan karena melanggar aturan yang sudah ada.
Ketua Dewan Perwakilan Pedagang (DPP) Pasar Ciranjang, H Burhanudin di Cianjur, Sabtu, mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya rencana pembangunan pasar moderen itu, setelah mendapat informasi dari pihak kecamatan dan pengembang.
Namun dia mengingatkan aturan mengenai jarak antarpasar yang telah ditentukan, yakni berjarak sekitar seribu meter dari pasar yang sudah ada.
"Sedangkan rencana pembangunan pasar moderen ini, jaraknya kurang dari seribu meter dari pasar tradisional yang sudah ada," katanya.
Menurut dia, selain lokasi yang berjarak dekat, keberadaan pasar moderen yang rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 8.000 meter persegi itu akan memicu tingkat kemacetan arus kendaraan di ruas jalan Ciranjang.
"Jelas akan berdampak pada kondisi lalu lintas di jalur tersebut yang semakin macet. Selain itu, rencananya pasar tradisional yang telah dulu ada akan dijadikan pasar moderen juga," ucapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya akan bermusyawarah dengan ratusan warga pasar tradisional, terkait dengan rencana pembangunan pasar moderen tersebut karena tidak mungkin semua warga pasar menyetujui rencana pembangunan pasar moderen itu.
"Dalam waktu dekat kami akan melakukan musyawarah dengan warga pasar, untuk mengetahui sikap dan keputusan yang akan diambil terkait pembangunan pasar moderen itu," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ciranjang, Dading meyakini, keberadaan pasar moderen itu nantinya akan berdampak pada peningkatan roda perekonomian warga setempat. Selain itu, dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) desa.
"Namun kalau warga pasar kurang setuju dan takut tersaingi, diusahakan di pasar moderen nanti tidak akan menyediakan kios sembako dan bila perlu warga pasar tradisional segera memesannya, untuk pindah ke pasar moderen itu," katanya.
Sedangkan sejumlah warga Ciranjang, salah seorang diantaranya Wiwin (34), menyambut baik rencana pembangunan pasar moderen di wilayah itu. Namun, tambah dia, pembangunan pasar tersebut harus melalui aturan dan mekanisme yang ada.
"Kami sebagai warga cukup menyambut baik, tetapi proses pembangunannya harus ditempuh sesuai aturan. Jangan sampai ada pihak yang merasa dirugikan, terutama pedagang yang ada di pasar tradisional Ciranjang," ucapnya.
Sedangan pengembang pembangunan pasar moderen GSP Sentral Market, Rudi menjelaskan, untuk proses perijinan pembangunan pasar moderen sedang diproses dan telah diajukan ke Pemkab Cianjur.
"Seluruh perijinannya sudah diajukan pada Pemkab Cianjur, dengan dasar awal dari tandatangan warga setempat yang setuju dengan rencana pembangunan pasar moderen ini, sebanyak 350 orang setuju, termasuk didalamnya warga pasar tradisional Ciranjang," katanya.
Dia menuturkan, pembangunan pasar moderen itu, rencananya mempunyai bangunan tiga lantai dengan jumlah kios sebanyak 462 unit.
"Apabila, ada warga pasar tradisional kurang setuju, maka 40 kios cadangan yang diperuntukan untuk kios sembako akan diganti dengan kios yang jenis dagangannya tidak ada di pasar tradisional," ucapnya. ***2***
(KR,FKR)
Fikri
Warga Pasar Tradisional Tolak Pembangunan Pasar Modern
Sabtu, 21 Juni 2014 14:05 WIB