"Untuk tarif air PAM ini terjadi di Bogor, kami harap tarif air yang memiliki posisi andil 0,06 tidak berdampak terhadap kenaikan harga lainnya," kata dia.
Adapun dalam lima tahun terakhir, inflasi Jabar cukup fluktuatif di mana pada 2019 inflasi 3,42 persen, 2020 sebesar 1,99 persen, 2021 turun jadi 1,74 persen, namun tahun 2022 mengalami inflasi sampai 5,75 persen.
"Namun pada 2023 TPID mampu menahan dan posisi pada 2023 inflasi kita baru capai 2,85, mudah-mudahan lebih baik lagi pada Desember," ujarnya lagi.
Inflasi tahunan di Jabar pada bulan November 2023 ini, lebih tinggi dari inflasi nasional tahunan pada November 2023 yang berada pada posisi 2,86 persen.
Sementara secara bulanan (month to month/mtm) inflasi di Jabar tercatat sebesar 0,36 persen dibanding Oktober 2023, dan inflasi dari Desember 2022 sampai November 2023 (year to date/ytd) sebesar 2,09 persen.
Berdasarkan kelompok secara bulanan, inflasi didorong kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,38 persen dengan andil 0,34; disusul kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 0,14 persen dengan andil 0,02.
Adapun komoditas yang memiliki andil besar terhadap inflasi adalah cabai merah (memberi andil 0,17), cabai rawit (0,06), bawang merah (0,04), beras (0,28), dan tarif air PDAM (0,02).
Sementara itu, untuk kelompok transportasi mengalami deflasi terbesar yakni -0,28 persen yang memiliki andil -0,03 ini terhadap posisi inflasi bulanan pada November 2023 ini.
Adapun komoditas yang memberi andil deflasi cukup signifikan secara bulanan sebagai pengimbang inflasi, adalah bensin (-0,04), daging ayam (-0,02), sabun cair/cuci piring (-0,008), melon (-0,006), dan kentang (-0,006).
BPS harap terus kendalikan inflasi Jawa Barat karena November capai 2,85 persen
Sabtu, 2 Desember 2023 6:15 WIB