Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air, seperti waduk, salah satu langkah strategis untuk mengantisipasi dampak musim kemarau.
"Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kekurangan air, baik bagi kebutuhan masyarakat maupun untuk kebutuhan pertanian," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, langkah-langkah strategis perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak lanjutan atas musim kemarau, utamanya sektor-sektor yang terdampak, seperti pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang mengandalkan air.
"Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan," tuturnya.
Ia juga mengatakan upaya pencegahan dan siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan harus lebih ditekankan kepada antisipasi peningkatan potensi karhutla, terutama wilayah rawan karhutla.
"Upaya pencegahan harus lebih ditekankan dibandingkan pemadaman karena langkah ini lebih efektif untuk menghindari dampak yang luas," katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, pengetahuan dan pemahaman masyarakat perlu terus ditingkatkan dalam memahami pengelolaan hutan dan lahan, potensi ekonomi lokal dan pengolahan hasil produksi hutan dan lahan menjadi bernilai tambah.