Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) menggelar acara Malaysia Healthcare Expo (HM Expo) di Kota Bandung, Jawa Barat, dari tanggal 1-4 Juni 2023, dan salah satu layanan kesehatan yang dikenalkan dalam acara tersebut ialah program bayi tabung "baby dragon".
"Tahun 2024 adalah Tahun Naga atau shionya 'dragon'. Jadi bagi warga Bandung yang memiliki rencana memiliki bayi di tahun depan dengan shio dragon, kami siap memberikan pelayanan bayi tabung, baby dragon," kata Direktur Malaysia Healthcare Travel Council Indonesia Farah Delah Suhaimi, disela-sela pembukaan Malaysia Healthcare Expo (HM Expo) 2023, di Kota Bandung, Kamis.
Farah mengatakan bagi pasangan suami istri yang berminat dengan program bayi tabung tersebut bisa langsung datang ke acara Malaysia Healthcare Expo (HM Expo) 2023, karena pihaknya menawarkan spesial, yakni harga promo.
"Contohnya, penawaran harga layanan program bayi tabung Rp50 juta selama empat hari pameran berlangsung. Jadi untuk yang ingin baby dragon, saya sarankan untuk datang ke sini," kata dia.
Selama ini, Malaysia menjadi negara yang kerap dijadikan pilihan alternatif masyarakat Indonesia untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Hal tersebut, merupakan buah dari berbagai Kerjasama di berbagai bidang antara kedua negara.
Farah mengatakan sebelum pandemi COVID-19, angka kunjungan masyarakat Indonesia yang datang ke Malaysia sebanyak 600 ribu jiwa.
Setelah kedaruratan wabah covid-19 mereda, industri wisata Kesehatan mulai tumbuh kembali.
Pada tahun 2022, warga Indonesia yang datang ke Malaysia untuk mendapat layanan medis dari berbagai rumah sakit swasta tercatat sekitar sebanyak 300 ribu jiwa.
“Mayoritas layanan yang dibutuhkan berkaitan dengan penyakit Jantung, kanker, ortopedi, hingga bayi tabung,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa hal ini bukan soal persaingan fasilitas kesehatan mana yang lebih baik.
Malaysia, kata dia, memposisikan diri sebagai opsi kedua dalam hal layanan kesehatan untuk warga Indonesia yang datang berobat ke Negeri Jiran.
Semua ini buah dari hubungan baik antara kedua negara yang sudah terjalin sejak lama.
Oleh karena itu, pihaknya tidak menargetkan angka peningkatan industri wisata kesehatan.
“Jadi kami memposisikan sebagai alternatif, opsi kedua bagi masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan layanan Kesehatan di Malaysia," kata dia.
"Dari sisi jarak juga Malaysia dan Indonesia bertetangga, kultur, makanan hingga Bahasa ada kesamaan. Lalu, harga terjangkau dibandingkan negara lain,” lanjut dia.
Dia menegaskan tidak ada persaingan antara Malaysia dan Indonesia dalam hal layanan kesehatan, terlebih rumah sakit di Malaysia dan Indonesia sudah banyak yang bekerjasama.
"Jadi, tidak ada target harus berapa banyak pasien. Melayani pasien adalah hal utama. Kami adalah alternatif yang bisa dipilih, baik itu atas rekomendasi dokter atau karena ketiadaan fasilitas,” kata dia.
Sementara itu, Acting CEO Malaysia Healthcare Travel Council Farizal B Jafaar menambahkan ada 20 rumah sakit terbaik Malaysia yang dihadirkan dalam acara tersebut.
Pameran serupa sudah dilakukan di Jakarta dan Surabaya dan kegiatan yang sama segera dihelat di berbagai wilayah Indonesia lainnya.
"Sehingga bisa konsultasi dengan pihak rumah sakit mengenai perawatan penyakit Jantung, kanker, keusburan, mata dan lain-lain. Dalam pameran ada 20 fasilitas Kesehatan swasta di Malaysia yang turut serta dalam pameran,” kata dia.
Di tempat yang sama, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Syed Md Hasrin Tengku Hussin mengatakan hubungan Indonesia dengan Malaysia sangat baik. Dalam tahun ini, sudah dua kali Perdana Menteri Malaysia berkunjung ke Indonesia.
Kedua belah pihak pun sudah bekerjasama di berbagai bidang, termasuk di sektor Kesehatan.
“Kerja sama di bidang kesehatan menjadi salah satu hal penting bagi kedua negara. Sudah ada beberapa kerjasama yang dilakukan. Riset hingga penelitian obat tradisional, pelatihan tenaga Kesehatan,” kata dia.