"Bersama startup Dagangan, hari ini saya mengunjungi pasar di daerah Jawa Barat dalam rangka memantau stabilitas harga dan ketersediaan pasokan suplai bahan pokok menjelang Idul Fitri," kata Wamendag.
Startup rural commerce Dagangan memberikan inovasi distribusi rantai pasok kebutuhan pokok lebih efisien bagi pedagang, sehingga mereka bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga murah dan stabil.
"Pemanfaatan teknologi digital pada model bisnis ini diharapkan bisa meningkatkan omzet pedagang dan pendapatan pengelolaan pasar rakyat," kata Wamendag Jerry Sambuaga.
Melalui Program Digitalisasi Pasar, Dagangan berkontribusi untuk mendorong pelaku UMKM termasuk pedagang pasar dan pemilik warung di Jawa Barat untuk bertransformasi secara digital dalam hal pemasok bahan kebutuhan pokok murah dan bebas ongkos kirim.
Sementara itu, Ryan Manafe selaku CEO & Co-Founder Dagangan mengungkapkan hingga saat ini sudah tahun keempat Dagangan hadir di Jawa Barat, dengan 14 gudang mikro yang tersebar di Bandung, Rancaekek, Padalarang, Cirebon, Kuningan, Sukabumi, dan lainnya.
Pihaknya telah melayani 5.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk pedagang pasar dan warung sembako, serta mencatatkan total transaksi 300.000 kali yang berdampak pada peningkatan pendapatan mereka sebanyak dua lipat, kata Ryan.
Dengan total 1,49 juta unit, Jawa Barat menempati urutan pertama UMKM terbanyak di Indonesia.
Tentunya dengan jumlah begitu besar, sektor UMKM memegang peran strategis dalam membangun ekonomi di Jawa Barat, terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat yang mencapai 57,14 persen di 2022 lalu.