Sikap pemkot juga ditantang keadaan bahwa tuntutan terhadap visi menjadikan Kota Bogor sebagai ramah keluarga dengan lahirnya kebijakan-kebijakan dan peraturan daerah yang "menjegal" berbagai penyakit masyarakat, salah satunya penyimpangan seksual mendapat hujan protes dari pelbagai kalangan yang tidak sepandangan.
Peminpin di pemerintahan daerah itu menjelaskan kebijakan-kebijakannya hingga perda yang dibuat bersama DPRD tidak akan dicabut hanya karena mereka yang protes dan tidak memahami bahwa melindungi keluarga perlu regulasi yang mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan seksual.
Dalam hal plularisme, meskipun keberagaman suku dan agama di Kota Bogor terawat dengan baik, Pemerintah Kota Bogor tidak berhenti pada pengakuan lokal. Bogor Street Festival (BSF) Cap Go Meh berhasil masuk kalender kegiatan nasional yang membawa daya tarik perwakilan negara-negara sahabat datang untuk menyaksikan.
Dalam kegiatan tahunan tersebut, berbagai penampilan budaya Nusantara tersaji secara lengkap dengan antusias masyarakat yang tinggi.
Tantangan
Bogor sempat masuk dalam kategori kota paling kurang toleran di antara 10 kota di Indonesia dalam daftar Kota Toleran Terbawah 2015 oleh Setara Institute.
Kota kedua yang menurut studi indeks Setara Institute kurang toleran dalam daftar itu adalah Bekasi, diikuti Banda Aceh, Tangerang, Depok, Bandung, Serang, Mataram, Sukabumi, Banjar dan Tasikmalaya.
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos di Jakarta, Senin (16/11/2015), mengatakan regulasi sosial Bogor dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebenarnya cukup baik, tetapi indeksnya menjadi rendah karena beberapa kejadian yang mencerminkan intoleransi.
Tantangan merawat toleransi di Kota Bogor
Oleh Linna Susanti Selasa, 11 April 2023 13:00 WIB