Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan sejumlah polisi telah mendatangi lokasi diduga orang dalam video itu berada. Namun, kata dia, orang yang ada di video itu tidak ada di lokasi yang diinformasikan tersebut.
"Ini kami lagi dalami alamat-alamatnya karena alamat itu tidak benar," kata Ibrahim saat dihubungi dari Bandung, Kamis.
Adapun aksi orang itu terekam dalam dua video yang berdurasi 54 dan 60 detik. Dalam rekaman video itu tampak tiga orang, yakni dua orang perempuan paruh baya dan seorang pria.
Dalam pembicaraan pada video itu, mereka mengklaim merupakan ratu adil dan imam mahdi yang mendatangkan bencana.
Menurut Ibrahim, video yang tersebar itu diduga mengandung provokasi. Di samping itu, kata dia, alamat Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, yang disertakan dalam video itu merupakan alamat palsu.
Dengan demikian, kata dia, orang-orang yang ada dan perekam video tersebut belum terdeteksi. Meski begitu, polisi terus melakukan pendalaman guna mencari orang-orang itu. "Masih didalami, belum terdeteksi," kata Ibrahim.
Sementara itu, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rafani Achyar meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh atas adanya video orang yang mengaku imam mahdi dan ratu adil tersebut.
Rafani menilai masyarakat Jawa Barat sudah cerdas dalam menanggapi konten-konten di media sosial yang belum tentu jelas kebenarannya.
"Saya yakin masyarakat Jawa Barat sudah cerdas dan rasional, jadi tidak akan mudah terpengaruh," kata Rafani.