Garut (ANTARA) - Badan Geologi mengingatkan Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, maupun masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana agar terhindar dari risiko bencana karena daerah Garut rawan bencana alam.
"Mudah-mudahan upaya ini bisa mengurangi risiko. 'Obat' risiko itu hanya ada dua, yakni mitigasi dan tata ruang. Masyarakatnya siap, tata ruangnya bagus," kata Koordinator Geologi, Gempa Bumi, dan Tsunami Badan Geologi Supartoyo pada Sosialisasi Data dan Informasi Gempa Bumi dan Tsunami di Aula Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Garut, Rabu.
Ia menyampaikan, Badan Geologi mencatat sembilan kejadian gempa bumi yang merusak di Kabupaten Garut. Artinya, kejadian gempa bumi itu menjadi bagian bencana, dan sebagian besar sumbernya berasal dari zona penunjaman atau zona subduksi.
Salah satunya, kata dia, daerah Pasirwangi yang terdapat patahan aktif yang disebut Sesar Garut Selatan (Garsela).
"Ini harus ditindaklanjuti untuk kemungkinan dilakukan sosialisasi dan pemasangan rambu-rambu evakuasi," katanya.
Ia berharap pemerintah daerah dan masyarakat lebih menggiatkan mitigasi bencana, salah satunya melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana atau Sekolah Tangguh Bencana agar bisa mengurangi risiko bencana.
Ia juga berharap adanya sosialisasi tersebut mendorong kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat mengenai pentingnya melaksanakan mitigasi bencana.
Badan Geologi ingatkan pentingnya mitigasi bencana karena Garut rawan bencana
Rabu, 28 September 2022 21:29 WIB