“Kawasan Inti Pusat Pemerintahan memang dibangun oleh APBN, tetapi selebihnya, 80 persen investasi swasta diundang untuk berpartisipasi,” ujar dia.
Agenda pembangunan IKN, kata Jokowi, harus ditopang oleh manusia Indonesia yang unggul. Karena itu di bidang kesehatan, stunting atau tingkat kekerdilan anak di Indonesia harus cepat dipangkas.
“Layanan promotif dan preventif serta layanan pengobatan harus semakin kuat dan merata,” kata Jokowi.
Kepala Negara juga menyampaikan pemerintah terus memprioritaskan akses anak usia didik terhadap layanan pendidikan yang berkualitas. Para siswa dan mahasiswa, kata Jokowi, harus dikenalkan pada dunia kerja sejak dini."Minat anak di bidang sains, teknologi, seni, dan olahraga harus didukung dan diapresiasi," kata Presiden Jokowi.
Sementara itu Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengingatkan kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.
"Kita tidak boleh lalai. Kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional," kata Bamsoet saat menyampaikan pidato Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa per Juli 2022, laju inflasi Indonesia berada di level 4,94 persen dan pada Agustus diprediksi akan meningkat pada kisaran 5 hingga 6 persen.
"Bahkan pada bulan September 2022, kita diprediksi akan menghadapi ancaman hiper-inflasi dengan angka inflasi pada kisaran 10 hingga 12 persen. Laju kenaikan inflasi disertai dengan lonjakan harga pangan dan energi, semakin membebani masyarakat yang baru saja bangkit dari pandemi COVID-19," ujar Bamsoet.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi: APBN Indonesia surplus Rp106 triliun