Dikatakannya, sebanyak 150 komunitas yang memberikan dukungan pengajuan Hari Kebaya tersebut antara lain dari Yogyakarta, Bali, Manado dan daerah-daerah lainnya.
Setelah Parade Kebaya Nusantara di Solo, lanjutnya, komunitas-komunitas tergerak melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kebaya.
Salah satunya yang Hari Bebas Berkendara (CFD) Berkebaya yang diikuti para pecinta Kebaya di Jakarta, pada Minggu (19/6) lalu. Menurut dia hal itu merupakan bukti dan bentuk kecintaan masyarakat Indonesia pada busana warisan leluhur. "Saya bangga dan mengapresiasi kegiatan CFD Berkebaya yang dilakukan oleh teman- teman," ujar Lana yang juga Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju (PIM).
Menurut dia, semakin banyak kegiatan berkebaya yang dilakukan oleh berbagai komunitas, semakin baik sehingga upaya melestarikan kebaya terus terjaga.
"Ini juga sekaligus sebagai bentuk dukungan pada Tim Nasional Pengajuan Hari Kebaya dan Kebaya Menuju Unesco (Badan Dunia untuk Pendidikan dan Kebudayaan) yang sedang kami siapkan," katanya.
Menyinggung penetapan Hari Kebaya, dia menyatakan, masih menunggu kajian akademik dari tim pakar untuk menentukan tanggal yang akan diusulkan ke pemerintah, karena hal itu harus memiliki dasar historis.
PANDI luncurkan laman tradisikebaya.id dukung kebaya jadi warisan dunia
Jumat, 1 Juli 2022 13:04 WIB