"Masyarakat kalau ada hal apa saja (tentang kesehatan hewan ternak), ada 'call center' yang dibuat oleh Pemda Garut," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Senin.
Baca juga: Polres Garut ciduk guru ngaji karena berbuat asusila pada dua lansia
Ia menuturkan pemerintah daerah terus melakukan langkah antisipasi dan menangani secara cepat dengan memeriksa langsung kondisi kesehatan hewan ternak khususnya sapi agar tidak terjangkit wabah PMK.
Kasus PMK di Garut, kata dia, tercatat hampir seribu ekor hewan ternak tersebar di 12 dari 42 kecamatan, namun dari data itu sebagian sudah banyak yang kembali sehat, ada juga masih dalam penanganan.
"Hampir seribu kasus ya," kata Bupati.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah bersama TNI dan Polri sudah terjun ke lapangan untuk terus memantau setiap perkembangan penularan kasus PMK terhadap hewan ternak seperti sapi.
Menurut dia, penyebarannya cukup cepat, sehingga pemerintah daerah memperketat pendistribusian sapi yang datang dari luar daerah dengan memeriksa kondisi kesehatannya sebelum masuk ke Garut.
"Jadi kami sudah menyiapkan sejumlah petugas. Ada enam orang dokter hewan," katanya.
Selain upaya pemerintah daerah, Rudy juga berharap adanya kerja sama dengan masyarakat untuk segera melaporkan ke pusat informasi yang dibuat pemerintah daerah jika ada hewan ternak yang terindikasi terjangkit PMK.
Tanda-tanda sapi terjangkit PMK, kata dia, di antaranya mulut sapi berbuih, tidak mau makan, dan tanda lainnya. Jika menemukan sapi dengan tanda-tanda tersebut hendaknya segera dilaporkan untuk dilakukan pemeriksaan dan diobati agar kembali sehat dan tidak menular ke hewan ternak lainnya.
"Bisa melaporkan kalau seandainya tiba-tiba sapinya berbuih, sapinya tidak bisa makan, ya itu nanti ada liur yang begitu banyak di dalam mulutnya itu segera lapor," kata Rudy.
Baca juga: Wabup Garut: Kunjungan wisatawan percepat pemulihan ekonomi