Sebagai ilustrasi, Central Intelligence of America (CIA) mengembangkan berbagai perangkat nirawak (drone) yang berfungsi memata-matai, seperti U-2 spy plane (1962), robot capung (1970-an) dan robot ikan (2020). CIA juga memiliki akses khusus ke google terkait informasi rahasia (classified). Pengembangan perangkat dan akses itu memberikan informasi penting dalam rangka deteksi dini dan antisipasi terhadap ancaman bagi Amerika Serikat.
Bagaimana dengan BIN? Kesiapan BIN dalam menggunakan TIK mendapatkan tantangan serius ketika pada 2021 lalu dibobol oleh sekelompok hacker asal China, Mustang Panda. Kebocoran itu dikonfirmasi oleh Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN) dan mengungkap lemahnya sistem pengadaan keamanan siber yang masih mengandalkan jasa pihak ketiga (swasta) sehingga rawan perpindahan data.
Berkaca dari kejadian tersebut, BIN, sebagai lembaga utama intelijen negara, haruslah mengambil pembelajaran penting. Dalam pandangan penulis, dalam konteks Society 5.0, tantangan utama BIN tidak hanya eksternal, tetapi juga internal.
Pertama, belum mumpuni terkait standar operasi, sumber daya manusia, dan pengembangan perangkat terkait cyber espionage dan cyber security.
Di ranah global, Indonesia memang bukan negara yang memimpin dalam hal TIK, baik dari pengembangan perangkat lunak maupun perangkat keras. Akan tetapi, Indonesia memiliki instrumen hukum yang cukup kuat, bahkan termasuk satu dari sedikit negara yang memiliki UU Keantariksaan.
Kader-kader muda bangsa Indonesia pun berdiaspora di sejumlah perusahaan dan komunitas global pada bidang TIK dan hacking. Artinya, Indonesia tidaklah terlalu tertinggal jauh.
Yang dibutuhkan adalah paradigma yang lebih terbuka untuk membangun kolaborasi antara BIN dengan elemen bangsa tersebut dalam berbagai bentuk dan program kerja sama. Pengembangan Pusat Kajian TIK untuk intelijen, workshop, dan penguatan partisipasi publik dalam pelaporan intelijen adalah bentuk-bentuk yang dapat dikembangkan oleh BIN.
Telaah - HUT Ke-76 BIN: Transformasi intelijen di era "Society 5.0"
Oleh Ngasiman Djoyonegoro *) Minggu, 8 Mei 2022 9:29 WIB