Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi subsidi per Maret 2022 melonjak sangat tinggi hingga mencapai Rp38,51 triliun dibanding tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata di bawah Rp22 triliun.
“Subsidi realisasi tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. Lonjakannya sangat signifikan. Tiga tahun berturut-turut sekitar Rp15 triliun sampai Rp19 triliun. Tahun ini melonjak Rp28 triliun plus Rp10 triliun,” katanya dalam dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Alasan Pemerintah usulkan penambahan kuota Pertalite dan solar subsidi
Realisasi subsidi per Maret 2022 yang sebesar Rp38,51 triliun ini meliputi Rp28,34 triliun untuk subsidi reguler dan Rp10,17 triliun untuk kurang bayar tahun sebelumnya.
Secara rinci, realisasi itu melonjak dibanding tahun sebelumnya seperti pada 2021 hanya Rp21,38 triliun meliputi Rp19,11 triliun subsidi reguler dan Rp2,27 triliun untuk kurang bayar tahun sebelumnya.
Realisasi subsidi tahun 2020 pun hanya Rp18,71 triliun meliputi Rp16,24 triliun subsidi reguler dan Rp2,27 triliun untuk kurang bayar.
Realisasi subsidi tahun 2019 juga rendah yaitu Rp21,83 triliun meliputi Rp14,98 triliun subsidi reguler dan Rp6,85 triliun untuk kurang bayar.
Kenaikan realisasi subsidi energi per Maret 2022 terjadi akibat adanya kenaikan volume BBM dan LPG seiring meningkatnya aktivitas masyarakat.
Kenaikan juga disebabkan kenaikan harga komoditas yang berdampak pada meningkatnya beban subsidi dan kompensasi.
Baca juga: Permintaan solar subsidi meningkat, Pertamina pastikan pasokan dan distribusi aman
Untuk realisasi subsidi energi per Februari meliputi BBM yakni solar dan minyak tanah sebanyak 2.664,9 ribu kiloliter, LPG tiga kilogram sebanyak 1.212,4 juta kilogram, 38,3 juga pelanggan listrik subsidi dan 9,8 Twh volume konsumsi listrik subsidi.
Subsidi pun juga diberikan untuk non energi berupa penyaluran pupuk mencapai 2,2 juga ton serta subsidi bunga KUR kepada 2,1 juta debitur dengan estimasi subsidi sebesar Rp4 triliun untuk total penyaluran KUR Rp93,3 triliun.
Subsidi non energi turut diberikan berupa bantuan uang muka perumahan bagi 25,8 ribu rumah yang naik dari realisasi 2021 sebanyak 1,7 ribu rumah.
Sri Mulyani catat realisasi subsidi melonjak hingga Rp38,51 triliun
Rabu, 20 April 2022 12:43 WIB