Namun, analis memperingatkan bahwa ketenangan di pasar mungkin bersifat sementara karena ketidakpastian tetap tinggi.
"Ada risiko bahwa Rusia akan membalas sanksi dengan mengurangi pengiriman minyak atas kemauannya sendiri," kata Fritsch.
Selain situasi terakhir tersebut, pedagang juga menunggu data persediaan bahan bakar AS, karena Administrasi Informasi Energi akan merilis laporan status minyak mingguannya pada Kamis (24/2), satu hari lebih lambat dari biasanya karena libur Hari Presiden pada Senin (21/2).
Analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan persediaan minyak mentah AS menunjukkan penurunan sebesar 300.000 barel untuk pekan yang berakhir 18 Februari.
Baca juga: Harga minyak naik di tengah meningkatnya kekhawatiran konflik atas Ukraina
Baca juga: Harga minyak naik karena kebuntuan Rusia-Barat khawatirkan pasar yang ketat