"Kecemasan yang mendasari tentang kekurangan pasokan global, ditambah dengan risiko geopolitik yang sedang berlangsung, telah menyebabkan pasar memulai minggu ini dengan catatan yang kuat," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd.
Baca juga: Harga minyak jatuh di Asia karena ambil untung setelah Brent tembus 90 dolar
"Dengan ekspektasi bahwa OPEC+ akan mempertahankan kebijakan peningkatan produksi bertahap yang ada, harga minyak kemungkinan akan tetap pada sentimen bullish minggu ini," katanya, memprediksi Brent akan tetap di atas 90 dolar AS per barel dan WTI menuju 90 dolar AS per barel.
Produsen utama di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, telah menaikkan target produksi mereka setiap bulan sejak Agustus sebesar 400.000 barel per hari (bph) saat mereka melepas rekor pengurangan produksi yang dibuat pada 2020.
Tetapi mereka gagal memenuhi target produksi mereka karena beberapa anggota kesulitan dengan keterbatasan kapasitas.
Pada pertemuan 2 Februari, OPEC+ kemungkinan akan tetap dengan rencana kenaikan target produksi minyaknya untuk Maret, beberapa sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, karena melihat permintaan pulih meskipun ada risiko penurunan dari pandemi dan kenaikan suku bunga yang kian dekat.
Harga minyak menguat di Asia di tengah kekhawatiran pasokan, risiko politik
Senin, 31 Januari 2022 9:31 WIB