Bandung, 19/10 (ANTARA) - Para pelaku usaha kecil dan menenga (UKM) Jawa Barat lengah mengamankan pasar-pasar potensial ke kawasan Kalimantan, Sulawesi dan daerah Indonesia Timur lainnya.
"Pengusaha dan UKM Jabar cenderung melakukan ekpansi dan perluasan pasar ke Sumatera, namun lengah melakukan promosi dan mengamankan pasar di Kalimantan, Sulawesi dan daerah lainnya di timur," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat, H Wawan Hermawan di Bandung, Selasa.
Akibatnya, pasar produk UKM Jabar yang sempat unggul hingga tahun 1990-an di Kalimantan dan Sulawesi, memasuki 2000-an mulai tergeser oleh produk-produk dari Jawa Timur.
Menurut Wawan, pemasaran produk Jabar ke kawasan Sumatera memang cukup kuat, namun di lain pihak kurang meningkatkan ekpansi ke wilayah Indonesia Timur.
"Hal itu perlu di antisipasi dan kembali mengembangkan pasar di Timur, alasan geografis yang membutuhkan biaya distribusi lebih besar menjadi kendalanya, namun bisa disiasati dengan memperkuat jaringan," kata Wawan Hermawan.
Untuk itu, Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat menggejot promosi melalui pameran dengan melibatkan buyer dari kawasan Kalimatan, Sulawesi dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia Timur.
Menurut Hermawan, perkembangan produk KUKM selama ini pesat di kawasan Jabar, Jateng dan Jatim. Pelaku UKM Jabar dan Jateng selain membidik Sumatera, juga memperluas jaringan pasar di kawasan Kalimantan dan Sulawesi.
"Bila tidak ada gerakan dan upaya pemasaran ke kawasan itu, dalam jangka panjang bisa kehilangan potensi pasar potensial," kata Wawan.
Lebih lanjut, kepala Dinas Koperasi dan UKM Jabar itu menyebutkan sejumlah produk Jabar yang pernah berjaya menempati peringkat pertama di Kalimantan dan Sulawesi adalah kerajinan, rotan, alas kaki serta produk makanan olahan.
"Akibat lemahnya dalam melakukan ekpansi dan promosi ke luar daerah, dimanfaatkan oleh pelaku usaha dari daerah lain untuk memproduksi sendiri. Tak heran bila banyak makanan olahan khas Jawa Barat dikembangkan oleh pengusaha Kalimantan, Sumatera bahkan di Malaysia," kata Wawan.
Hal itu jelas sebuah kerugian bagi pelaku usaha di Jawa Barat dan harus mulai meningkatkan dan menggarap pasar Kalimantan dan Sulawesi, karena dalam jangka panjang prospek pasar di kawasan itu makin besar.
Ia menyebutkan, jaringan perlu diperkuat dengan melibatkan pelaku usaha di daerah itu. Hal itu untuk meminimalisasi biaya pengiriman dan distribusi. Selain itu sentuhan teknologi dan inovasi tidak terelakan lagi dan menjadi salah satu faktor untuk menarik minat konsumen.
"Produk kerajinan dari Tasikmalaya contohnya, peminatnya dari luar daerah tinggi. Hanya saja ekspansi dan promosinya ke luar daerah masih terbatas. Jangan sampai peluang itu dimanfaatkan oleh pelaku usaha dari daerah lain yang dengan sedikit sentuhan membuat produk itu lebih diminati," kata Wawan.
Ia menyebutkan, para pengusaha harus memiliki kemampuan untuk pengembangan usaha, tidak hanya dari sisi produksi namun juga dalam pemasaran dan promosi, termasuk juga dalam penerapan teknologi.***2***
Syarif A
UKM JABAR LENGAH AMANKAN PASAR INDONESIA TIMUR
Selasa, 19 Oktober 2010 16:43 WIB