Tasikmalaya, 10/6 (ANTARA) - Ratusan warga Dusun Cilangkap, Desa Sukasari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jabar, yang menjadi korban tanah retak kondisinya memprihatinkan, karena sulitnya mendapatkan makanan akibat akses jalan menuju kota tertimbun tanah longsor.
Warga setempat juga korban rumahnya terancam pergeseran tanah, Eso (50), Kamis, mengatakan pascabencana tanah retak serta longsor Selasa (1/6) menimpa permukiman warga menyebabkan penyediaan makanan berkurang.
Masyarakat sekitar lokasi bencana, kata Eso, merasa kesulitan mendapatkan makanan karena beberapa warung milik warga yang menyediakan kebutuhan sembako di Desa tersebut masih tutup.
Kata dia, warung terpaksa tutup karena persediaan dagangan segala macam kebutuhan masyarakat sulit untuk membelinya karena akses jalan menuju pusat kota.
Akses jalan desa itu, kata Eso, amblas dengan ketinggian antara 10 sampai 20 meter dan panjang sekitar 50 meter, sedangkan akses jalan lain satu lagi tertimbun tanah longsor.
"Bila tidak secepatnya ditanggulangi jalan desa itu, kami khawatir mengalami kekurangan makanan," katanya.
Kondisi akses jalan yang belum dilakukan perbaikan oleh pemerintah daerah, kata Eso, menyebabkan warga setempat enggan menuju pusat kota dan memilih menunggu perbaikan jalan oleh pemerintah.
Adapun jalan lain menuju pusat kota, kata Eso bisa menggunakan jalur hutan dengan jarak tempuh yang bisa mencapai lebih dari satu jam.
"Bila lewat hutan atau melintas sungai bisa sampai berjam-jam," katanya.
Ditempat terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis Odang Widjaya, mengatakan pihaknya dalam waktu dekat segera menerjunkan bantuan alat berat untuk membersihkan badan jalan yang tettutup tanah.
Selain itu bantuan alat berat pihaknya segera memberikan tambahan bantuan sembako untuk kebutuhan masyarakat di Dusun tersebut.
"Sebelumnya sudah diturunkan bantuan termasuk alat berat, tapi medannya cukup sulit, mungkin dalam waktu dekat kita akan segera turunkan lagi alat berat beko," katanya.***3***
Feri P
KONDISI WARGA KORBAN TANAH RETAK MEMPRIHATINKAN
Kamis, 10 Juni 2010 17:52 WIB