Cimahi, 7/12 (ANTARA) - Proyek konstruksi pembangunan jalan berhubungan serta mempengaruhi terhadap peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia.
"Karena proyek-proyek konstruksi yang dikerjakan oleh kami itu rata-rata melibatkan buruh migran dan mereka (buruh migran) sendiri serta rentan terhadap penyebaran HIV," kata Kepala Bina Program Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (PU) Taufik Widjoyono, di Kota Cimahi, Senin.
Ia menjelaskan, buruh migram proyek konstruksi seperti yang melaksanakan pembangunan jalan sangat rentan untuk terkena penyakit HIV/AIDS.
"Untuk jumlah buruh yang terkena kami tidak tahu persis, tapi kami merasa peduli untuk melindungi mereka dari penyebaran HIV/AIDS," ujar Taufik usai mengisi Seminar Nasional "Civil Cares Transportation", di Universitas Jenderal Achmad Yani, Kota Cimahi.
Oleh karena itu, untuk melindungi buruh atau pekerja migran yang mengerjakan proyek konstruksi pembangunan dari Departemen PU agar tidak terkena HIV AIDS pihaknya memberikan penyuluhan bahaya HIV/AIDS kepada buruh tersebut.
"Khusus untuk proyek konstruksi yang dibiayai oleh pihak luar atau pinjaman dari asing itu ada pembiayaan untuk sosialiasi bahaya HIV dibantu oleh LSM dari Depsos kepada buruh proyek tersebut seperti di proyek pembangunan jalan di Tanjung Priok," katanya.
Sementara itu, Tim Asisten Komite Penanggulangan AIDS (KPA) Jabar, Nirmala Kesuma menyatakan ada hubungan antara pembangunan Jalan Tol Cipularang dengan peningkatan penderita HIV/AIDS di Jabar.
"Ada kemungkinan semenjak selesainya pembangunan Jalan Tol Cipularang dan aksesnya dibuka untuk umum berdampak pada peningkatan jumlah kasus narkoba," ujar Nirmala Kesuma.
Nirmala menjelaskan, dengan dibukanya akses tol Cipularang yang mengakibatkan arus perdagangan narkoba kemungkinan semakin cepat.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Barat, secara kumulatif dari tahun 1999 hingga September 2009 jumlah penderita HIV AIDS mencapai 2.999 orang.
Menurut jenis kelaminnya, jumlah penderita HIV/AIDS laki-laki di Jawa Barat mencapai 2.352 orang dan perempuan 639 orang serta 8 orang tidak diketahui.
Sedangkan berdasarkan data Klinik Teratai Jawa Barat, penularan tertinggi HIV/AIDS di Jabar disebabkan hubungan heteroseksual yaitu 48,8 persen disusul pengguna narkoba suntik sebesar 41,5 persen dan homoseksual 3,3 persen.
Sedangkan untuk jenis kelamin pengidap HIV/AIDS yang terbanyak ialah laki-laki 3.622 orang, wanita 1.089 orang dan tidak diketahui sebanyak 218 orang.
***3***
Adjat Sudrajat
(U.PK-ASJ/B/Z003/Z003) 07-12-2009 16:43:36
PEMBANGUNAN JALAN BERPENGARUH TERHADAP KASUS HIV/AIDS
Senin, 7 Desember 2009 17:52 WIB