Bandung (ANTARA) - Konsultan Komunikasi, Divisi Humas Mabes Polri yang juga Mntan Tenaga Ahli Menko Polhukam, Kemenko Polhukam, yakni M Fariza Y Irawady meraih gelar doktor Ilmu Manajemen dari Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad).
M Fariza Y Irawady meraih gelar tersebut setelah menjalani Sidang Promosi Doktor, di Kampus Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur Kota Bandung, Jawa Barat, Senin.
Disertasi Doktoral yang disampaikan oleh M Fariza Y Irawady menyimpulkan bahwa citra institusi dipengaruhi paling kuat oleh kepuasan pengguna yang dibentuk oleh hubungan masyarakat serta inovasi pelayanan.
"Jadi, inovasi pelayanan dan kegiatan Humas berpengaruh terhadap pembentukan citra institusi bila memberikan kepuasan kepada penggunanya," kata Fariza.
Dia mengatakan meski banyak riset sudah mengkaji pelayanan publik dan pembentukan citra institusi publik, belum ada studi yang secara spesifik mengkaji pengembangan citra institusi publik dari sisi inovasi pelayanan dan hubungan masyarakat dengan konteks pemanfaatan teknologi informasi, khususnya di institusi keamanan publik, yaitu Kepolisian.
Fariza melakukan kajian doktoral dengan mencermati fenomena selain terdapat kesenjangan teori diatas (theoritical gap) dan juga mencermati kesenjangan empiris, antara lain berupa temuan Ombudsman RI dari 2007-2017.
Temuan ini menyebutkan permasalahan terbesar pelayanan publik di Indonesia yang didefinisikan sebagai maladministrasi pelayanan publik adalah penundaan berlarut.
Hal ini juga terjadi di Kepolisian RI dan temuan ini membuat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) berupaya mengatasinya dengan melakukan lomba inovasi pelayanan publik sejak beberapa tahun silam.
Dalam lomba tersebut, setiap tahunnya menghasilkan top inovator pelayanan publik dan berharap direplikasi oleh pelayanan publik lainnya.
Selain itu, Kepolisian RI juga melakukan berbagai upaya pembenahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publiknya yang antara lain dikembangkan oleh Polres Malang Kota yaitu dengan aplikasi 'Panic Botton on hand'.
Menurut dia, aplikasi berbasis android ini memungkinkan pengguna yang telah mengunduh untuk melaporkan jika mengalami atau melihat tindak kejahatan dengan memilih tombol panic pada aplikasi tersebut.
"Dalam waktu singkat, petugas Polri terdekat akan mendatangi pelapor tersebut dan memberikan bantuan kepolisian," katanya.
Aplikasi ini menjadi salah satu top inovator pelayanan publik pada tahun 2016 Kemen PAN-RB.
Ia mengatakan kemanfaatan dari inovasi ini membuat beberapa Polres lain melakukan replikasi.
Dalam rangka pengukuhan gelar doktor di bidang ilmu Manajemen, Dr. Fariza menyampaikan temuan studinya dihadapan para promotor, yaitu Prof. Popy Rufaidah, S.E., MBA, Ph.D; Prof. Dr. H. Yuyus Suryana, S.E., M.S; dan Dr. Arief Helmi, S.E., M.P. Doktor baru ini juga diuji oleh Prof. Dr. Nury Effendi, S.E., M.A selaku representasi Guru Besar, dan Dr. Hj. Meydia Hasan, S.E., M.Si; Dr. Rita Komaladewi, S.P., M.M; dan Dr. Nina Kurnia Hikmawati, S.E., M.M selaku oponen ahli.
Sidang terbuka ini juga dihadiri oleh para tamu undangan antara lain Ketua Wantimpres Wiranto, Deputi Palayanan Publik Kemen PAN RB Prof DrDiah Natalisa dan para asisten deputinya, Deputi Komunkasi Informasi dan Aparatur Kemenko Polhukam Marsekal Muda Rus Nurhadi dan asisten deputinya Muztahidin, pejabat Divi Humas Polri yang diwaliki Kabag Produk Kreatif Kombes Pol Gatot Reply, serta Stafsus Menteri PUPR Dr. Firdaus Ali.
Kajian ini melibatkan data sekunder dari database Polres di Wilayah Polda Jawa Timur, untuk melengkapi data primer dari respon 316 responden pengguna aplikasi Panic Button on Hand di empat Polres di wilayah Jawa Timur (Polres Malang Kota, Polres lamongan, Polres Situbondo, dan Polres Bojonegoro).
Sampel studi dihitung dengan metode simple random sampling dari total populasi pengguna sebanyak 11.000 orang.
Selanjutnya, data primer dari respon para responden itu diolah dengan prosedur Structural Equation Model (SEM).
Dalam riset ini, ditemukan ketika Polri mampu melaksanakan kegiatan Humas yang memperkenalkan inovasi teknologi ini dengan efektif maka publik menerima dan melaksanakan PBOH sesuai grand design yang diinginkan.
Dampak lanjutannya adalah publik akan menikmati layanan Polri lebih maksimal sehingga perspektif publik terhadap Polri secara institusi akan lebih positif.
Fariza selanjutnya merekomendasikan agar implementasi program PBOH dapat diperluas di seluruh Indonesia dan melibatkan unit-unit Kepolisian terdepan, seperti Polsek, agar layanan Polri berbasis teknologi informasi ini dapat lebih dekat dengan publik di seluruh Indonesia.
Temuan di disertasi ini juga menunjukkan bahwa upaya Kemen PAN-RB untuk melakukan lomba inovasi pelayanan publik memberikan dorongan yang positif.
Begitu pula temuan ini juga merupakan bentuk implementasi dari visi Polri yang dibentuk sejak era kepemimpinan Jenderal Pol (Purn) M Tito Karnavian pada tahun 2016-2019, yang dilanjutkan oleh Kapolri saat ini Jenderal Pol Idham Azis yaitu profesional, modern, dan terpercaya (Promoter).
M Fariza Y Irawady raih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran
Senin, 6 Januari 2020 20:47 WIB