Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon, Jawa Barat, menyebut penerapan metode budidaya padi semi organik di wilayahnya mulai mendongkrak hasil panen petani, setelah sebelumnya banyak yang ragu untuk beralih dari pola konvensional.
Kepala DKP3 Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon, Jumat, mengatakan meski jumlah petani di wilayahnya terbatas dan lahan pertanian tidak luas, upaya peningkatan kualitas tetap dilakukan melalui inovasi budidaya ramah lingkungan.
Pada panen terakhir, kata dia, produktivitas lahan mencapai sekitar 7,4 ton per hektare, meski penerapan semi organik belum dilakukan sepenuhnya sesuai standar.
Menurut Elmi, angka tersebut masih bisa ditingkatkan menjadi 8-9 ton per hektare apabila petani disiplin dalam proses penyemprotan dan perawatan tanaman sejak awal masa tanam.
“Saat ini total lahan yang mengikuti pola tersebut mencapai sembilan hektare dan menunjukkan progres yang lebih baik dibandingkan musim tanam pertama yang terdampak hama serta penyakit,” katanya.
Ia menegaskan me ngubah pola pikir petani menjadi tantangan tersendiri, sehingga perlu pendampingan intensif melalui kerja sama antarkelompok tani.
Oleh karena itu, DKP3 mempertemukan petani di Kota Cirebon dengan Gapoktan Sri Makmur dari Indramayu yang berpengalaman dalam sistem organik dan semi organik.
Ia menjelaskan gapoktan tersebut memberikan pelatihan, penyediaan pupuk, dan pendampingan teknis selama beberapa musim tanam.
Elmi mengatakan hasil panen yang meningkat menjadi faktor utama yang akhirnya mendorong perubahan sikap petani.
“Mereka mulai melihat kualitas tanah dan produktivitas lahan yang membaik setelah memakai pupuk ramah lingkungan,” katanya.
Dalam kerja sama itu, kata dia, Gapoktan Sri Makmur membeli seluruh gabah petani Pegambiran, menggilingnya di Indramayu, lalu memasok kembali beras premium semi organik ke pasar Cirebon melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
“Beras tersebut dijual sekitar Rp14.000 per kilogram, berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga dapat dinikmati masyarakat sebagai produk lokal dengan kualitas yang lebih baik,” katanya.
Ia menuturkan meskipun awalnya mendapat banyak penolakan, program ini kini mulai diterima petani dan berpeluang mendapatkan penguatan berupa alat laboratorium, pompa hingga potensi bantuan drone untuk penyemprotan.
“Hingga Oktober 2025, rata-rata produksi padi Kota Cirebon berada di kisaran 6-6,5 ton per hektare dari total luas lahan sekitar 93 hektare,” ucap dia.
Editor : Yuniardi Ferdinan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025