Legislator Jawa Barat Daddy Rohanady mendorong pengelolaan sampah dilakukan sejak dari sumbernya, yaitu rumah tangga, untuk mengurangi beban tempat pengolahan dan pemrosesan sampah (TPPAS) tingkat regional, termasuk di Cirebon.

“Penanganan sampah sebaiknya dimulai dari rumah tangga. Setiap rumah sudah harus mengurangi volume dan memilah sampah sejak awal,” kata Daddy di Cirebon, Sabtu.

Menurut anggota DPRD Jabar itu, upaya pengelolaan sampah melalui tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) sebenarnya sudah berada di tahap hilir.

Dengan demikian, langkah yang lebih efektif adalah pengurangan dan pemilahan sampah sejak di hulu.

Ia menjelaskan kebiasaan memilah sampah dari rumah tangga akan sangat membantu proses pengelolaan di tahap selanjutnya, sekaligus menekan timbunan sampah yang selama ini menjadi persoalan di berbagai daerah.

“Kalau dari hulu sudah tertata, maka di hilir akan lebih mudah. Permasalahan sampah tidak akan menumpuk di TPPAS,” ujarnya.

Daddy menyebutkan, penerapan pola pengelolaan sampah dari hulu baru terlihat di sebagian kecil Jabar, contohnya di Kabupaten Bandung.

Namun, ia menuturkan untuk daerah lain seperti Cirebon dan sekitarnya, pola tersebut belum berjalan optimal.

Ia menekankan pemerintah daerah serta seluruh lapisan masyarakat, perlu memberi perhatian lebih terhadap penanganan sampah di tingkat rumah tangga.

Selain itu, ia menyebutkan dibutuhkan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat agar memahami pentingnya memilah sampah.

“Semua pihak harus sadar bahwa sampah tidak elok jika seluruhnya dikirim ke hilir. Tanpa pengelolaan dari sumbernya, TPPAS regional pasti akan kebanjiran sampah,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Cirebon Imron menyampaikan potensi timbulan sampah di daerahnya mencapai 1.324,38 ton per hari pada 2024, dengan jumlah yang berhasil dikelola sekitar 381 ton per hari.

Pada 2025, kata dia, pemerintah daerah telah mengidentifikasi sebanyak 40 titik pembuangan sampah liar yang tersebar di berbagai titik sebagai langkah awal untuk penanganan permasalahan kebersihan lingkungan.

“Beberapa lokasi sudah ditangani. Tak hanya pembersihan, pemerintah daerah telah memasang pagar bambu dan papan larangan supaya warga tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.

Imron menyampaikan untuk menangani masalah sampah, pihaknya merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berkapasitas 10 megawatt (MW) di Cirebon yang diperkirakan mampu mengolah hingga 600 ton sampah per hari.

“Rencana pembangunan fasilitas tersebut merupakan upaya jangka panjang dalam mengatasi persoalan sampah,” tuturnya.

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Riza Fahriza


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025