Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, memberikan fasilitas pembiayaan bagi calon peserta magang ke luar negeri salah satunya ke Jepang melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pekerja Migran Indonesia.

Bupati Kabupaten Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian di Cianjur Kamis, mengatakan program tersebut bekerjasama dengan Bank BJB, dengan harapan dapat mempermudah calon pekerja migran untuk mengakses pembiayaan dengan beban rendah. 

"Pemkab Cianjur serius membantu warganya dalam mencari peluang di tengah tantangan ekonomi dan minim-nya lapangan pekerjaan di tingkat lokal, saat ini banyak yang memilih memperbaiki nasib dengan program magang kerja keluar negeri," katanya. 

Pihaknya mendukung program magang ke Jepang yang digelar Yayasan Amanat Negeri Sakura (ANS) Cianjur, sehingga menjadi pilihan bagi peserta didik yang sebagian besar warga Cianjur mendapat pengalaman dan akhirnya bekerja di luar negeri.    
 
‎Program tersebut, ungkap dia, dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja asal Cianjur dengan tenaga kerja dari daerah lain di Indonesia termasuk bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.

"Ini dapat menjadi contoh dimana sekolah pelatihan kerja dapat mengirim siswanya untuk magang dan bisa mendapat pekerjaan di Jepang, kami pemerintah daerah akan mendukung dan siap membantu termasuk meringankan pembiayaan melalui KUR PMI," katanya.   

Bahkan pemerintah daerah, tambah dia, akan membantu menyiapkan laboratorium bahasa agar proses pelatihan dan sertifikasi dapat dilakukan langsung di Cianjur tanpa harus keluar kota."Kita akan siapkan sarana dan prasarana penunjang-nya," kata dia.  
 
‎Ketua Yayasan Amanat Negeri Sakura Suhendar, mengatakan tahun 2025 pihaknya menargetkan sekitar 700 siswanya dapat menjalani program magang ke Jepang, dimana saat ini sudah memberangkatkan sekitar 300 orang siswa dan selanjutnya 200 orang menyusul. 

Dia menjelaskan program magang keluar negeri tepatnya ke Jepang banyak diminati siswa yang menjalani pendidikan di yayasan tersebut, dimana materi yang diberikan 90 persen bahasa dan 10 persen budaya kerja di negara tujuan, sehingga siswa dapat menghadapi dunia kerja.   

‎"Para siswa sudah dibekali pelatihan intensif seperti bahasa Jepang dan budaya kerja, sehingga mereka sudah siap menghadapi dunia industri di negara yang dituju,” katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Riza Fahriza


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025