Antarajabar.com - Penyandang tuna netra di Kota Bandung mendirikan koperasi makanan dan minuman di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna sebagai sarana belajar praktik berwirausaha.
           
"Kami mendirikan ini untuk menjadikan kami mampu berdiri sendiri. Meski mengalami keterbatasan fisik, kami tidak kalah oleh kondisi," ujar salah satu pengurus koperasi, Rian Rianto (25) saat ditemui di PSBN Wyata Guna Kota Bandung, Rabu.
           
Rian menceritakan, didirikannya koperasi yang dinamai 52 Netra ini bermula saat ia bersama ke-12 temannya yang sama-sama penyandang tuna netra sering berkumpul di ruangan yang tidak terpakai di sudut gedung Wyata Guna.
          
Ruangan itu tidak difungsikan, sehingga ia bersama Jaelani (22) dan Elda Fahmi (17) tergerak untuk mengubah wajah ruangan yang berukuran 3x5 menjadi area perekonomian pada tahun 2015.
         
Selain itu, pihak Wyata Guna juga menyambut baik keinginan mereka, dan mempersilakan untuk memanfaatkan ruangan tersebut.
          
Ketiga orang itu kemudian mengajak sesam penyandang disabilitas yang biasa berkumpul untuk mendonasikan uangnya sebagai modal awal Koperasi 52 Netra.
          
"Awalnya kami 'udunan' Rp15.000 per orang dan terkumpul Rp1,5 juta yang digunakan sebagai modal awal," kata dia.
         
Untuk tahap awal, mereka hanya menjual makanan, minuman ringan, serta rokok. Namun karena banyak permintaan dari warga sekitar yang menanyakan bumbu-bumbu kebutuhan dapur, akhirnya mereka menambah jenis barang dagangan.
          
Bukan tanpa hambatan saat pertama kali menyediakan berbagai kebutuhan barang dagangan, di tengah-tengah keterbatasan fisik serta kondisi pasar yang jauh, ia mencoba meminta dari warung ke warung kelontong untuk menjadi penyuplai barang bagi koperasinya.
          
"Ada yang nolak, tapi akhirnya ada juga yang mau menyuplai di daerah Cicendo. Tapi awalnya dia 'ga' mau 'nganterin', tapi saya bilang, 'da gimana ga' ada kendaraan, akhirnya pemilik warung mau. 'Sampe' sekarang jadi 'dianterin'," kata dia.
          
Setiap hari, koperasi ini dijaga oleh tiga orang secara bergiliran. Jika, salah satu sedang sekolah, maka anggota lainnya akan bergantian berjaga.
          
Meski tidak sekomplet warung biasanya, namun penghasilan per hari koperasi ini bisa mencapai Rp500.000. Jumlah itu terhitung besar jika dibandingkan dengan kondisi tempat yang berada di dalam area PSBN Wyata Guna yang tergolong sepi.
         
"Penghasilan kita terbantu kalau ada acara di GOR Padjadjaran. Biasanya orang-orang parkir di Wyata Guna dan suka ke sini," katanya.
          
Sementara itu Elda Fahmi menceritakan pada akhir tahun mereka akan menghitung dan membagikan keuntungan yang didapat. Setiap orang yang berinvestasi akan mendapatkan jatah keuntungan hingga ratusan ribu rupiah tanpa ada pemotongan apapun.
          
"Ada yang dapet 200 ribu ada yang 250 ribu rupiah," kata dia.
          
Ia berharap, kehadiran koperasi ini, memotivasi para penyandang disabilitas untuk tidak menyerah pada kondisi.
         
Jika biasanya mereka hanya mengandalkan kemampuan memijat,  dengan berkoperasi juga bisa jadi bekal para siswa setelah keluar dari Wyata Guna.
    

Pewarta: Asep F

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017