Antarajabar.com - Dinas Pertanian Jawa Barat mengimbau para petani melakukan percepatan tanam padi seusai panen untuk mengejar kecukupan air di penghujung musim hujan tahun ini.
"Seusai panen diimbau langsung melakukan percepatan tanam padi, untuk mengejar kecukupan air pada penghujung musim penghujan ini," kata Kepala Bidang Tanaman dan Produksi Dinas Pertanian Jawa Barat Ulep Permadi di Bandung, Jumat.
Menurut Ulep percepatan musim tanam itu dilakukan untuk mengantisipasi kecukupan air serta mengantisipasi awal musim kemarau yang diprediksi tiba pada awal Mei.
"Berdasarkan informasi dari BMKG musim kemarau akan tiba pada Mei, meski demikian kemarau normal. Kami imbau agar yang panen Maret dan April langsung mempercepat penanaman kembali," katanya.
Lebih lanjut, Ulep menyebutkan panen raya di Jabar akan berlangsung pada Maret dan April 2016. Rencananya panen raya akan dihadiri oleh Menteri Pertanian di kawasan Pantura Jabar.
"Panen itu masuk dalam musim tanam Okmar atau Oktober - Maret, dan panen raya akan berlangsung pada Maret-April nanti," katanya.
Menurut Ulep, realisasi penanaman padi pada Bulan Oktober - Maret mencapai satu juta hektare. Namun demikian masih ada kekurangan areal tanam sekitar 186 ribu hektare lagi untuk periode itu.
"Untuk target luar tanam pada Oktober - Maret itu sekitar 1,86 juta hektare, artinya masih kurangd 180 ribu hektare yang kemungkinan dituntaskan pada tanam Maret nanti," katanya.
Sedangkan pada awal tanam April 2016, menurut dia ditargetkan bisa melakukan penanaman sekitar 1,3 hektare. Sementara target penanaman pada tahun 2016 sebesar 2,6 juta hektare dengan target produksi 12,68 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Sedangkan pada tahun 2016, kata dia ada kabar baik dengan masuknya 'la nina' atau fenomena alam yang memungkinkan musim hujan terus menerus sehingga kecukupan air di pesawahan bisa lebih terpenuhi.
"La nina merupakan silkus lima tahunan, yang akan hadir mulai September 2016 nanti. Dengan hujan yang lebih banyak otomatis luasan lahan yang terairi lebih luas, diharapkan bisa meningkatkan produksi padi tahun 2016," katanya.
Sementara itu terkait gagap panen atau tanam ulang akibat banjir atau kekeringan pada 2015 lalu, menurut Ulep memang masih luas.
"Luasan yang tanam ulang karena banjir lebih sedikit dibanding yang gagal panen akibat kemarau," katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala Bidang Tanaman dan Produksi Dinas Pertanian Jabar itu mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk melakukan penananam dan juga pemupukan, sehingga bisa meningkatkan produktivitas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Seusai panen diimbau langsung melakukan percepatan tanam padi, untuk mengejar kecukupan air pada penghujung musim penghujan ini," kata Kepala Bidang Tanaman dan Produksi Dinas Pertanian Jawa Barat Ulep Permadi di Bandung, Jumat.
Menurut Ulep percepatan musim tanam itu dilakukan untuk mengantisipasi kecukupan air serta mengantisipasi awal musim kemarau yang diprediksi tiba pada awal Mei.
"Berdasarkan informasi dari BMKG musim kemarau akan tiba pada Mei, meski demikian kemarau normal. Kami imbau agar yang panen Maret dan April langsung mempercepat penanaman kembali," katanya.
Lebih lanjut, Ulep menyebutkan panen raya di Jabar akan berlangsung pada Maret dan April 2016. Rencananya panen raya akan dihadiri oleh Menteri Pertanian di kawasan Pantura Jabar.
"Panen itu masuk dalam musim tanam Okmar atau Oktober - Maret, dan panen raya akan berlangsung pada Maret-April nanti," katanya.
Menurut Ulep, realisasi penanaman padi pada Bulan Oktober - Maret mencapai satu juta hektare. Namun demikian masih ada kekurangan areal tanam sekitar 186 ribu hektare lagi untuk periode itu.
"Untuk target luar tanam pada Oktober - Maret itu sekitar 1,86 juta hektare, artinya masih kurangd 180 ribu hektare yang kemungkinan dituntaskan pada tanam Maret nanti," katanya.
Sedangkan pada awal tanam April 2016, menurut dia ditargetkan bisa melakukan penanaman sekitar 1,3 hektare. Sementara target penanaman pada tahun 2016 sebesar 2,6 juta hektare dengan target produksi 12,68 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Sedangkan pada tahun 2016, kata dia ada kabar baik dengan masuknya 'la nina' atau fenomena alam yang memungkinkan musim hujan terus menerus sehingga kecukupan air di pesawahan bisa lebih terpenuhi.
"La nina merupakan silkus lima tahunan, yang akan hadir mulai September 2016 nanti. Dengan hujan yang lebih banyak otomatis luasan lahan yang terairi lebih luas, diharapkan bisa meningkatkan produksi padi tahun 2016," katanya.
Sementara itu terkait gagap panen atau tanam ulang akibat banjir atau kekeringan pada 2015 lalu, menurut Ulep memang masih luas.
"Luasan yang tanam ulang karena banjir lebih sedikit dibanding yang gagal panen akibat kemarau," katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala Bidang Tanaman dan Produksi Dinas Pertanian Jabar itu mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk melakukan penananam dan juga pemupukan, sehingga bisa meningkatkan produktivitas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016