Pemerintah kota/kabupaten di Jawa Barat akan mengantisipasi momen Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 bagi stabilitas laju inflasi daerah di Jabar, khususnya dari sektor pariwisata.

Pasalnya, kata Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan pemerintah inflasi harus dijaga 2,5 plus minus 1 persen hingga awal tahun 2025, sementara ada beberapa daerah yang kemungkinan laju inflasinya belum sesuai target.

"Artinya maksimal 3,5 persen paling tinggi, dan paling rendah 1,5 persen. Karenanya kami meminta terutama kepada kepala daerah kota/kabupaten untuk sama-sama menjaga inflasi. Sebetulnya gampang-gampang susah, InsyaAllah gampang selama semua pihak gotong royong antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Terlebih momen Nataru ini sektor pariwisata bisa jadi potensi tapi juga tantangan," kata Herman selepas High Level Meeting TPID dan TP2DD di Bandung, Rabu.

Di lokasi yang sama, Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar Muslimin Anwar juga mengatakan terkait inflasi beberapa daerah yang kemungkinan ada di batas atas atau bawah sasaran, diharap untuk memanfaatkan momentum.

Pasalnya, kata dia, jika terlalu tinggi, inflasi tentu berdampak kepada konsumen, dan jika terlalu rendah tentu berdampak kepada produsen.

"Oleh karena itu, bagi kabupaten kota yang masih berada di bawah kita sarankan untuk memanfaatkan momentum ini menarik sebanyak mungkin wasatawan ke tempat mereka sehingga inflasi bagi yang masih di bawah bisa naik karena permintaannya meningkat," ujar Muslimin.

Untuk mereka yang kelebihan pasokan, lanjut Muslimin, para daerah itu diharapkan agar bekerjasama dengan hotel, restoran dan kafe (Horeka) untuk menyerap pasokan mereka.

"Dan bagi yang tidak bisa melakukan keduanya kita rekomendasikan untuk melakukan bansos untuk menolong daya beli dari masyarakat menengah ke bawah," tutur Muslimin Anwar.

 

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024