Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Jawa Barat telah melakukan pemetaan pada wilayah yang rawan terdampak bencana hidrometeorologi pada musim hujan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi Fithriandy Kurniawan di Cimahi, Jumat, menyatakan kerawanan bencana hidrometeorologi dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni banjir dan gerakan tanah atau longsor.

Baca juga: Pemkot Cimahi menggelar simulasi kesiapsiagaan bencana di sekolah

“Sebagian wilayah Kota Cimahi masuk dalam kategori rawan bencana hidrometeorologi. Karena itu, perlu ditingkatkan pemahaman akan mitigasi bencana oleh semua pihak agar dampak bencana bisa ditekan,” kata Fithriandy.

Berdasarkan data dari hasil pemetaan BPBD Kota Cimahi, wilayah yang masuk kategori rawan longsor meliputi Kelurahan Cipageran, Utama, Leuwigajah, dan Melong.

Kemudian wilayah rawan terdampak banjir, meliputi Kelurahan Utama, Leuwigajah, Melong, Cigugur Tengah dan Cimindi.

Pemetaan tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan menerapkan peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman bencana hidrometeorologi.

“Di Kota Cimahi berada pada level siaga. Kami akan meninjau apakah perlu menaikkan status menjadi tanggap darurat yang memungkinkan penanganan yang lebih menyeluruh dan kewenangan in BPBD yang lebih besar dalam mengambil tindakan dalam penanganan darurat bencana," katanya.


Lebih lanjut dia mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana yang diharapkan dapat melindungi diri mereka sendiri selama situasi masih bisa ditangani secara mandiri.

"Dengan demikian, semua pihak bersama-sama dapat melakukan persiapan antisipasi menghadapi bencana dan turut bekerja sama dalam penanggulangan bencana," kata dia.

 

Baca juga: Pemkot Cimahi menginventarisasi kerusakan sekolah akibat cuaca ekstrem

 

 

Pewarta: Rubby Jovan Primananda

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024