Panen raya padi organik pada lahan seluas seribu hektare di Indramayu yang ada di Desa Ujung Pendok Jaya, Ujung Jaya, dan Ujungaris, Kecamatan Widasari, serta Desa Taman Sari, Kecamatan Lelea, menjadikan kabupaten ini percontohan nasional dalam pengembangan pertanian organik.

Pejabat Sementara Bupati Indramayu Dedi Taufik Kurohman mengapresiasi para petani Indramayu yang berhasil melakukan penanaman padi dengan penerapan pupuk organik cair yang dikembangkan Kementerian Pertanian, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian yang signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Baca juga: Kabupaten Indramayu kembangkan 1.055 hektare sawah padi organik

"Kita patut bersyukur karena potensi alam yang kita miliki sangat besar. Kolaborasi antara petani, PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), dan pemerintah harus terus diperkuat. Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan optimal dalam program peningkatan produksi pertanian dengan penerapan pupuk organik cair," ujar Dedi Taufik yang juga Kepala Bapenda Jawa Barat (Jabar) ini dalam keterangan, di Bandung, Kamis.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu Sugeng Heriyanto menjelaskan bahwa panen raya ini merupakan bukti nyata keberhasilan program pertanian seluas seribu hektare yang meningkatkan produksi gabah hingga 13,7 ton/hektare gabah kering pungut dengan varietas padi Ciherang.

Menurut dia, angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 50 persen dari hasil tahun sebelumnya yang hanya 8-9 ton/hektare.

"Ini adalah hasil dari bentuk kerja sama antara Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Pemerintah Kabupaten Indramayu dan formulator yaitu Aminosan Gold Nutrisi (AGN)," ujar Sugeng.

Sejauh ini, lanjut dia, hasil produksi padi sudah sebesar 1,1 juta ton dan pemerintah berharap dapat mencapai target 1,6 hingga 1,7 juta ton pada tahun 2024.

"Modal utama dalam bertani adalah kebersamaan, kita harus saling bersinergi dengan pemerintah, bukan bersaing," ujarnya pula.
Kepala BSIP Jabar Rustam Massinai mengatakan upaya menuju pertanian ramah lingkungan tanpa bahan kimia terus dilakukan.

Saat ini, sudah diperoleh hasil sebesar 6,7 ton dengan campuran kimia, sementara bisa mencapai 9-10 ton menggunakan separuh urea dan ke depan. Pihaknya terus menargetkan 0 persen penggunaan bahan kimia.

"Kami berharap ke depannya, penggunaan bahan kimia dapat dihilangkan sepenuhnya. Dengan kebersamaan, kita akan terus maju," ujar Sugeng menambahkan.

Baca juga: Kodam Siliwangi dan Polda Jabar kembangkan pupuk organik Bios di Indramayu

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024