Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin meminta warga, terutama di lokasi rawan bencana, untuk tetap waspada terhadap potensi bencana alam meski saat ini telah memasuki musim kemarau.

"Intinya walaupun kita memasuki musim kemarau, bukan berarti tidak ada hujan, seperti di Bogor ini bisa terjadi hujan ekstrem, kami minta warga tetap waspada. Kalau hujan besar turun tidak di alam terbuka, cari tempat yang aman," kata Bey dalam keterangan di Bandung, Rabu.

Baca juga: Pj Gubernur Jabar mengimbau warga Bogor waspadai bencana meski kemarau

Dia mencontohkan kejadian bencana alam yang terjadi pada Senin (2/9) petang di dua lokasi di Kabupaten Bogor yang menewaskan dua orang warga dan empat orang luka-luka. Atas kejadian tersebut Bey juga mengimbau masyarakat sedapat mungkin membangun rumah dengan fondasi yang kokoh.

"Belajar dari kejadian di dua lokasi tersebut, hujan besar sering terjadi, kemarin hujan dan angin yang kencang yang terjadi tidak berlangsung lama, hanya 10-15 menit, tapi membuat puluhan bangunan terdampak," ujarnya.

Pada dua lokasi yang terdampak Desa Cimayang di Pamijahan dan Desa Situ Ilir di Kecamatan Cibungbulan, Bey melakukan kunjungan pada Selasa (3/9) untuk memastikan penanganan bencana dilakukan sebaik mungkin.

Di Desa Cimayang, ia menyaksikan ada bangunan dan gudang rusak berat karena terdampak hujan ekstrem yang disertai angin topan. "Kami sampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, ada dua yang meninggal dunia dan empat orang luka-luka, mereka berasal dari Blitar," katanya.

Menurutnya, korban yang meninggal dunia dan luka-luka sudah diberangkatkan ke kediaman mereka di Blitar.

Sementara itu di Desa Situ Ilir ada dua rumah yang kondisinya sudah rata dengan tanah, namun tidak ada korban jiwa. Ada seorang ibu dan anak yang luka-luka dan sudah ditangani.

Pihak Pemkab Bogor sendiri memastikan akan melakukan upaya tanggap darurat dan asesmen pada rumah-rumah warga yang terdampak bencana alam, untuk menentukan biaya bantuan. Bantuan senilai Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rumah rusak ringan.

Kepala BMKG Kelas I Bandung Teguh Rahayu meminta masyarakat di wilayah Bogor tetap waspada. Menurutnya secara klimatologis, Kota Bogor dan sebagian wilayah Kabupaten Bogor merupakan Zona 1 Musim (tidak ada perbedaan yang signifikan antara musim kemarau dan musim hujan) sehingga potensi hujan tetap ada meskipun pada musim kemarau.
"Hujan masih berpotensi di sebagian wilayah Jawa Barat, mohon tetap waspada akan potensi terjadinya cuaca ekstrem dan selalu mengupdate informasi prakiraan cuaca, karena pada periode saat ini perubahan cuaca bisa terjadi sangat cepat," katanya.

Menurutnya kejadian cuaca ekstrem 2 September 2024 dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yakni MJO yang berada pada kwadran 4 dan faktor lokal yakni labilitas atmosfer yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan awan konvektif.

"Kondisi seperti ini masih berpotensi terjadi di beberapa hari ke depan," ujarnya.

Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan yang disertai angin kencang dan kilat/petir. "Segera berlindung ditempat aman, seperti di dalam rumah/Gedung, segera berteduh Ketika berkendara dan menjauhi pohon yang tinggi/besar dan tua," ujarnya.

Baca juga: 13 kabupaten/kota di Jabar lakukan tanggap dan siaga darurat kekeringan

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024