Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan aktivitas sesar Ciremai, pada Kamis, mengakibatkan getaran gempa yang menimbulkan dampak kerusakan pada bangunan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan sekitarnya.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono,di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi itu berkekuatan 4,1 magnitudo.
Episenter terletak pada koordinat 6.98 LS dan 108.5 BT, tepatnya berlokasi di darat pada kedalaman 5 kilometer dengan jarak satu kilometer tenggara Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Gempa tersebut merupakan gempa dangkal yang dampak guncangannya dirasakan di wilayah Kuningan dengan skala intensitas III-IV MMI. Guncangan juga dirasakan hingga di Cirebon, Ciamis, Banjar dalam Skala Intensitas II - III MMI.
Sekaligus, menurutnya, merupakan rangkaian gempa susulan dari sebelumnya yang terjadi pada episenter yang tak jauh berbeda, pada Kamis pagi pukul 04.01.58 WIB dengan kekuatan 3,6 magnitudo.
“Jenis gempa bumi kerak dangkal shallow crustal earthquake akibat aktivitas Sesar Ciremai. Beberapa rumah rusak ringan pada wilayah yang terdampak getaran,” kata dia.
Dalam hal ini ia menambahkan untuk dampak kerusakan yang lebih rinci dibutuhkan data dari pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Terlepas dari situ, berdasarkan catatan sejarah Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, wilayah Kuningan, Jabar sudah beberapa kali diguncang gempa tektonik yaitu pada 1947, 1955, dan 1973 yang melanda di wilayah Gunung Ciremai dan sekitarnya.
Selanjutnya pada 29 September 2019 di wilayah tersebut juga terjadi gempa berkekuatan 2,9 magnitudo yang mengguncang wilayah Kuningan. Gempa ini terasa di Cikijing, Kadugede, Sangkanurip, Kalimanggis, dan Bojong.
Rentetan gempa tektonik itu juga diduga karena berkaitan dengan struktur sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut, termasuk Sesar Ciremai.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa di Kuningan yang merusak akibat aktivitas sesar Ciremai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024