"Jepang adalah top level dan di AFC menjadi tim nomor satu. Akan sulit dan berat bagi kami, tapi kami ingin menunjukkan performa yang baik dari seluruh persiapan yang sudah dilakukan," kata pelatih asal Korea Selatan itu dalam konferensi pers di Doha, Qatar, Selasa.
Pada match day 3, Rabu (24/1), skuad Garuda akan bertemu lawan terakhir pada fase penyisihan grup yaitu tim berjuluk The Samurai Blue. Jepang yang digadang merajai Grup D ternyata masih terseok akibat ditekuk Irak 1-2 pada laga kedua.
Jepang yang menjadi tim terbaik di Asia harus merebut kemenangan agar mengamankan tiket babak 16 besar sebagai runner up Grup D. Oleh karena itu Shin memahami jika perjuangan anak asuhnya akan berlangsung sengit.
Penampilan maksimal yang diharapkan Shin dari tim yang ia arsiteki tak hanya akan membawa Indonesia meraih peringkat tiga terbaik, namun juga menjadi indikator jalannya sepak bola di tanah air.
"Besok juga akan menunjukkan perkembangan sepak bola Indonesia yang semakin baik," imbuh Shin.
Dalam kesempatan yang sama, salah seorang pemain timnas Egy Maulana Vikri juga sependapat dengan pelatihnya.
Bagi striker timnas itu, hal terpenting jelang laga penutup Grup D adalah menjaga kekompakan dan tak segan memberikan perlawanan keras pada lawannya besok.
"Jepang salah satu tim terbaik di Piala Asia, tapi kami juga punya keinginan untuk tumbuh. Kami sebagai pemain ingin memberikan yang terbaik dan tak sabar untuk penampilan besok," ujar pemain klub Dewa United itu.
Pelecehan Rasial
Kiper Jepang Zion Suzuki mendapat dukungan penuh dari skuad timnas di Piala Asia 2023 setelah sang pemain mendapat pelecehan rasial secara daring, demikian disampaikan pelatih timnas Jepang Hajime Moriyasu, Selasa.
Ayah Suzuki berasal dari Ghana-Amerika, sedangkan ibunya berasal dari Jepang. Sang pemain menyebut dia mendapat pelecehan rasial di media sosial setelah Jepang kalah 1-2 dari Irak di Doha.
Hal itu terjadi setelah dua kasus pelecehan rasial yang ditujukan kepada para pemain di Italia dan Inggris saat berlangsungnya pertandingan.
Menjelang pertandingan Jepang melawan Indonesia yang akan dimainkan pada Rabu (24/1), Moriyasu mengatakan rasisme merupakan “sesuatu yang tidak boleh terjadi.”
“Zion adalah pemain penting untuk Jepang dan saya sangat keberatan kepada orang-orang yang melanggar hak asasi manusia dia dan melakukan pelecehan rasial terhadapnya,” kata Moriyasu seperti dikutip AFP.
“Jika hal itu membuat Zion stres atau melukai hatinya, maka ia mendapat dukungan penuh dari segenap anggota tim. Saya ingin dia merasa nyaman dan dapat berkonsentrasi sepenuhnya kepada sepak bolanya,” tambahnya.
Presiden FIFA Gianni Infantino meminta stadion-stadion di seluruh dunia untuk mengusir orang-orang yang melakukan pelecehan rasial menyusul insiden yang terjadi di Italia dan Inggris pada akhir pekan.
Para penggemar tuan rumah menirukan suara kera yang ditujukan kepada kiper asal Prancis Mike Maignan saat AC Milan menang 3-2 di markas Udinese.
Sedangkan di Inggris, gelandang Coventry Kasey Palmer menuding para penggemar Sheffield Wednesday melakukan hal yang sama pada pertandingan Championship yang mereka mainkan. Pada laga yang berlangsung Sabtu silam itu Coventry menang 2-1.
“Sepak bola adalah olahraga yang dapat menghubungkan negara-negara dan masyarakat. Itu berbagi bahasa yang sama, yang dapat menyatukan orang-orang dengan nilai-nilai yang berbeda,” tutur Moriyasu.
Suzuki sendiri pada Senin mengatakan ia menerima kritik terhadap penampilannya, namun berharap orang-orang berhenti menuliskan komentar rasis.
“Saya tidak akan membiarkan hal itu merusak saya,” ucap Suzuki.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: STY: Jepang bukan penghalang kami untuk tampil maksimal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024