Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organizatio (FAO) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB), melakukan survei pada 132 desa di Indonesia untuk menilai tingkat inovasi digital, yang menunjukkan Jawa Barat menerapkan inovasi digital pertanian yang cukup progresif pada desa-desa.
 
"Beberapa desa di Jawa Barat dinilai menerapkan teknologi inovasi digital pada berbagai kegiatan seperti smart farming, smart fishery, smart livestock, dan masih banyak lagi," kata Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal, pada lokakarya hasil survei FAO, di Kota Bandung, Selasa.

Baca juga: Jawa Barat alokasikan Rp100 miliar terkait penyuluh pertanian
 
Digitalisasi pertanian merupakan salah satu cara untuk melakukan transformasi sistem pertanian pangan di Indonesia.
 
Sebagai negara dengan hampir 50 persen penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan bekerja sebagai petani dan nelayan kecil, meraih keuntungan dari pertanian dengan menggunakan teknologi digital adalah hal yang amat penting.
 
FAO meluncurkan Digital Village Initiative (DVI) pada tahun 2021 untuk mempromosikan digitalisasi di daerah pedesaan untuk kepentingan penduduk setempat. Pada 2022, Indonesia bersama 13 negara lainnya di kawasan Asia-Pasifik sepakat untuk melakukan survei tentang inovasi digital pada pedesaan di negara-negara tersebut.
 
“...Kami berharap desa inovasi digital ini akan terus berlanjut dalam kerja sama yang erat dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Sangat penting untuk memanfaatkan potensi desa-desa ini," kata Aryal.
 
Sementara itu Rektor IPB Arif Satria menegaskan regulasi pemerintah sangat penting untuk kelanjutan dan perluasan Program DVI di Indonesia.
 
“Pembangunan Desa Digital dapat berlangsung sangat cepat, namun perlu didukung dengan regulasi yang baik dan infrastruktur yang baik. Saya berharap seluruh pemangku kepentingan terkait dapat bekerja sama dengan erat untuk pembangunan desa digital ini," kata Arief.
 

Ekosistem desa digital

Inovasi digital di desa-desa di Jawa Barat mewakili berbagai sektor pertanian antara lain pemasaran pertanian pangan dan e-commerce, pertanian cerdas, dan peternakan cerdas. 
 
Jawa Barat antara lain menerapkan e-fishery di Desa Puntang, Soge, dan Krimun, di Indramayu. Kemudian pertanian cerdas telah diterapkan di Habibie Garden di Desa Cibodas, Desa Alam Endah di Kabupaten Bandung, serta Desa Papayan di Tasikmalaya.

Baca juga: 12.951 pelanggan sektor pertanian di Jawa Barat rasakan manfaat listrik
 
Survei tersebut menemukan bahwa e-governance adalah jenis inovasi yang paling banyak di desa, diikuti oleh digitalisasi kegiatan komunitas dan ekonomi, smart farming, sistem informasi, pemasaran pangan pertanian, e-commerce, layanan sosial, layanan keuangan, dan infrastruktur lokal.
 
FAO di kawasan Asia-Pasifik telah mengembangkan platform yang disebut “1000 Desa Digital” sebagai tempat berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.
 
DVI FAO adalah program untuk mendukung pembangunan pedesaan yang inklusif dan peka gender serta transformasi sistem pertanian pangan berkelanjutan untuk memenuhi tujuan Sustainable Development Goals (SDG) 2030.
 
FAO DVI mengikuti pendekatan ekosistem digital yang dipimpin oleh negara anggota, berpusat pada pengguna, dan holistik untuk pengembangan desa digital dengan berlandaskan konteks lokal.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: FAO: Jawa Barat pimpin digitalisasi pertanian inovatif di desa-desa RI

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023