Kementerian Agama mengimbau umat Islam di Indonesia untuk menggelar Shalat Ghaib dan mendoakan korban meninggal dunia akibat gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah.
 
"Diberitahukan kepada umat Islam di seluruh Indonesia, sebagai bentuk kepedulian terhadap korban meninggal dunia pada gempa bumi di Turki dan Suriah, maka diimbau agar melaksanakan Shalat Ghaib untuk mendoakan korban meninggal dunia," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag Adib di Jakarta, Rabu.
 
Adib mengatakan Shalat Ghaib berjamaah dapat dilakukan selepas pelaksanaan Shalat Jumat. Di Jakarta, Masjid Istiqlal juga akan melaksanakan Shalat Ghaib untuk korban meninggal gempa Turki dan Suriah.
 
Hal yang sama juga disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti. Ia mengajak umat Muslim di Indonesia untuk memanjakan doa dan melaksanakan Shalat Ghaib agar masyarakat korban gempa diberikan kekuatan dan kesabaran.
 
 
"Sebagai bentuk dukungan spiritual, PP Muhammadiyah mengimbau umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah untuk memanjakan doa dan Shalat Ghaib untuk mereka yang wafat," kata dia.
 
Sementara itu, Pemerintah Indonesia akan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Turki untuk membantu korban gempa besar di negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut.
 
"Sedang disiapkan bantuannya oleh Menteri Luar Negeri, Kemenhan, dan juga oleh Kemensos. Baru disiapkan dan segera akan dikirim secepatnya," ujar Presiden Joko Widodo.
 
Di sisi lain, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara melaporkan bahwa kondisi lapangan terutama di wilayah paling terdampak gempa, di Hatay, yang berbatasan langsung dengan Suriah, banyak yang belum tersentuh lantaran area gempa yang luas yang meliputi 10 provinsi.
 
"Kondisi lapangan terutama di wilayah paling terdampak, di Hatay, banyak yang belum tersentuh. Ini karena luasnya area gempa yang meliputi 10 provinsi dan magnitudo kerusakan gempa," kata KBRI Ankara.
 
KBRI Ankara mengatakan proses evakuasi di Provinsi Kahramanmaras dan Gaziantep relatif telah tertangani.
 
Namun, masih banyak bangunan runtuh di Kahramanmaras dan Gaziantep yang belum tersentuh dan jalan-jalan di provinsi tersebut banyak yang terhalang bangunan dan tidak dapat dilalui.
 
Sebenarnya banyak perusahaan penyewaan crane di kedua wilayah tersebut, namun banyak pula operator yang turut menjadi korban, kata KBRI.

 
 WNI hilang
 
Sementara itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara masih mencari sejumlah WNI yang hilang kontak di Turki setelah kejadian gempa bumi Magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah pada Senin (6/2).

Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menuturkan bahwa KBRI Ankara telah mengidentifikasi 10 WNI yang mengalami luka-luka, empat di antaranya sudah mendapat perawatan di rumah sakit setempat, sedangkan enam lainnya harus dievakuasi ke Ankara.

"Di luar itu ada seorang ibu dengan dua anak yang sampai saat ini belum berhasil kami hubungi," ungkap Iqbal dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.

Selain itu, KBRI juga masih berusaha untuk mencari dua orang pekerja spa terapis di Dyarbakir, yang hingga saat ini belum memberikan respons saat dihubungi.

KBRI, kata dia, terus berkoordinasi dengan otoritas setempat didukung dengan pencarian melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia dan Satgas Perlindungan WNI setempat guna mencari keberadaan mereka.

Iqbal menambahkan bahwa pihaknya bersama tim KBRI sedang dalam perjalanan ke Gaziantep untuk memberikan bantuan kemanusiaan sekaligus mengevakuasi 104 WNI yang berada di lima wilayah terdampak gempa untuk kemudian dibawa ke Ankara.

Sebanyak 104 WNI itu terdiri atas 40 orang dari Gaziantep, 40 orang dari Kahramanmaras, 14 dari Dyarbakir, 9 dari Hatay, serta 1 WNI dari Adana.

Para WNI tersebut dievakuasi karena tempat tinggal maupun asrama mereka telah hancur, sementara penampungan yang disediakan otoritas setempat sudah melebihi kapasitas.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag imbau umat gelar Shalat Ghaib doakan korban gempa Turki-Suriah

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023