ANTARAJAWABARAT.com,1/7 - Permintaan batik "sarimbit" atau pasangan dengan motif masa kini dan tradisional terus meningkat dibandingkan sebelumnya terutama menjelang Lebaran tahun ini.
Ruhiyati salah seorang pedagang batik di Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon , Rabu, mengatakan, menjelang Lebaran Idul Fitir 1433 Hijriyah permintaan jenis batik "sarimbit" motif khas Cirebon dan masa kini terus meningkat, diperkirakan busana pasangan tersebut semakin diminati masyarakat Pantura.
Ia menjelaskan, biasa dalan satu pekan paling terjual sekitar 20 lusin, kini bisa mencapai 40 lusin untuk semua ukuran, padahal tahun lalu permintaan masih terbatas karena konsumen belum tertarik untuk menggunakan batik tersebut.
Dahlan pemilik toko batik lain mengaku, penjualan batik "sarimbit" terus meningkat sejak bulan Ramadhan, pembeli berdatangan dari berbagai daerah seperti Bandung, Jakarta, Sumedang, Indramayu, Bekas, bahkan dari luar Jawa yakni Kalimantan dan Medan.
Semakin tingginya minat masyarakat mengenakan motif batik"sarimbit" tersebut, cukup membantu memudahkan pemasaran hasil kerajian khas Cirebon sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sejumlah perajin batik tradisional baik tulis juga batik cetak di daerah Pantura.
Menurut dia, rasa mencintai mengenakan busana motif batik diharapkan terus berlanjut hingga generasi muda supaya usaha batik terus meningkat, karena busana batik mudah dan praktis selain itu variatif harga memudahkan semua kalangan untuk membelinya.
Sementara itu Yono salah seorang perajin batik Trusmi Cirebon mengaku, usaha batik tradisional terus meningkat karena batik berbagai motif baik klasik dan modern juga motif perpaduan semakin diminati oleh konsumen, kini batik pasangan suami istri "sarimbit" permintaan cukup tinggi.
Bupati Cirebon Drs Dedy Supardi potensi batik khas Cirebon akan semakin berkembang, karena berbagai jenis dan kebutuhan masyarakat kini mulai melirik bahan batik, sehingga butuh kerja keras perajin batik tersebut untuk menjaga dan mempertahankan kualitas hasil karya mereka supaya tetap diminati konsumen.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
Ruhiyati salah seorang pedagang batik di Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon , Rabu, mengatakan, menjelang Lebaran Idul Fitir 1433 Hijriyah permintaan jenis batik "sarimbit" motif khas Cirebon dan masa kini terus meningkat, diperkirakan busana pasangan tersebut semakin diminati masyarakat Pantura.
Ia menjelaskan, biasa dalan satu pekan paling terjual sekitar 20 lusin, kini bisa mencapai 40 lusin untuk semua ukuran, padahal tahun lalu permintaan masih terbatas karena konsumen belum tertarik untuk menggunakan batik tersebut.
Dahlan pemilik toko batik lain mengaku, penjualan batik "sarimbit" terus meningkat sejak bulan Ramadhan, pembeli berdatangan dari berbagai daerah seperti Bandung, Jakarta, Sumedang, Indramayu, Bekas, bahkan dari luar Jawa yakni Kalimantan dan Medan.
Semakin tingginya minat masyarakat mengenakan motif batik"sarimbit" tersebut, cukup membantu memudahkan pemasaran hasil kerajian khas Cirebon sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sejumlah perajin batik tradisional baik tulis juga batik cetak di daerah Pantura.
Menurut dia, rasa mencintai mengenakan busana motif batik diharapkan terus berlanjut hingga generasi muda supaya usaha batik terus meningkat, karena busana batik mudah dan praktis selain itu variatif harga memudahkan semua kalangan untuk membelinya.
Sementara itu Yono salah seorang perajin batik Trusmi Cirebon mengaku, usaha batik tradisional terus meningkat karena batik berbagai motif baik klasik dan modern juga motif perpaduan semakin diminati oleh konsumen, kini batik pasangan suami istri "sarimbit" permintaan cukup tinggi.
Bupati Cirebon Drs Dedy Supardi potensi batik khas Cirebon akan semakin berkembang, karena berbagai jenis dan kebutuhan masyarakat kini mulai melirik bahan batik, sehingga butuh kerja keras perajin batik tersebut untuk menjaga dan mempertahankan kualitas hasil karya mereka supaya tetap diminati konsumen.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012