ANTARAJAWABARAT.com, 30/12 - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung mendirikan posko kesehatan di sejumlah titik rawan banjir dengan dilengkapi dengan obat-obatan dan mobil kesehatan keliling untuk mengantisipasi warga yang terkena penyakit.
"Posko kesehatan di sejumlah titik rawan banjir sengaja kami siapkan agar warga yang terkena banjir tidak terjangkit penyakit menular," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Achmad Kustiadi, Jumat.
Menurut Achmad, hingga saat ini tim medis yang disiapkan melayani keluhan warga belum melaporkan adanya korban yang menderita penyakit parah, selain penyakit ringan yang bisa diatasi petugas kesehatan di Posko.
Meski demikian, Achmad mengimbau warga korban banjir, yang kesehatannya terganggu segera datang ke Puskesmas setempat dan Posko kesehatan yang telah disediakan Dinkes Kabupaten Bandung.
Hingga saat ini ini Dinkes Kabupaten Bandung terus memantau dan melakukan pengecekan di setiap tempat pengungsian dan di lolasi banjir, karena masih ada korban yang masih tinggal di atap rumahnya.
"Tentu saja kami berharap tidak terjadi banjir besar. Yang jelas petugas kami siap selama 24 jam saat banjir maupun pasca banjir," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menerangakan bila terdapat korban luka serius, pihaknya segera mengevakuasi korban ke puskesmas terdekat, da bila harus dirujuk ke RS pun telah telah siap, karena telah bekerjasama dengan RS di Kabupaten Bandung.
"Semua biaya di Puskesmas maupun di rumah sakit bagi korban banjir gratis," kata Achmad.
Sementara itu, kondisi warga korban banjir di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan di Kecamatan Bojongsoang, baik yang berada di pengungsian atau di rumahnya mulai mengeluhkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gatal-gatal, batuk, maag, sakit kepala dan pegal-pegal.
"Sudah empat hari kami tinggal di pengungsian, dengan kondisi seadanya, sehingga banyak warga yang mulai sakit, terutama orang tua dan anak-anak," ujar Jaja (44) Ketua RW 20 Kampung Cieunteung di Baleendah.
Menurut Jaja, hingga saat ini, warga korban banjir yang tinggal di beberapa lokasi pengungsian, belum mendapat bantuan kesehatan. Padahal saat ini warganya sangat membutuhkan bantuan kesehatan.
"Kebutuhan kami yang mendesak saat ini adalah dapur umum dan air bersih, karena sejak empat hari di pengungsian, rata-rata warga kebingungan untuk memasak bahan makanan yang diberikan pemerintah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Posko kesehatan di sejumlah titik rawan banjir sengaja kami siapkan agar warga yang terkena banjir tidak terjangkit penyakit menular," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Achmad Kustiadi, Jumat.
Menurut Achmad, hingga saat ini tim medis yang disiapkan melayani keluhan warga belum melaporkan adanya korban yang menderita penyakit parah, selain penyakit ringan yang bisa diatasi petugas kesehatan di Posko.
Meski demikian, Achmad mengimbau warga korban banjir, yang kesehatannya terganggu segera datang ke Puskesmas setempat dan Posko kesehatan yang telah disediakan Dinkes Kabupaten Bandung.
Hingga saat ini ini Dinkes Kabupaten Bandung terus memantau dan melakukan pengecekan di setiap tempat pengungsian dan di lolasi banjir, karena masih ada korban yang masih tinggal di atap rumahnya.
"Tentu saja kami berharap tidak terjadi banjir besar. Yang jelas petugas kami siap selama 24 jam saat banjir maupun pasca banjir," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menerangakan bila terdapat korban luka serius, pihaknya segera mengevakuasi korban ke puskesmas terdekat, da bila harus dirujuk ke RS pun telah telah siap, karena telah bekerjasama dengan RS di Kabupaten Bandung.
"Semua biaya di Puskesmas maupun di rumah sakit bagi korban banjir gratis," kata Achmad.
Sementara itu, kondisi warga korban banjir di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan di Kecamatan Bojongsoang, baik yang berada di pengungsian atau di rumahnya mulai mengeluhkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gatal-gatal, batuk, maag, sakit kepala dan pegal-pegal.
"Sudah empat hari kami tinggal di pengungsian, dengan kondisi seadanya, sehingga banyak warga yang mulai sakit, terutama orang tua dan anak-anak," ujar Jaja (44) Ketua RW 20 Kampung Cieunteung di Baleendah.
Menurut Jaja, hingga saat ini, warga korban banjir yang tinggal di beberapa lokasi pengungsian, belum mendapat bantuan kesehatan. Padahal saat ini warganya sangat membutuhkan bantuan kesehatan.
"Kebutuhan kami yang mendesak saat ini adalah dapur umum dan air bersih, karena sejak empat hari di pengungsian, rata-rata warga kebingungan untuk memasak bahan makanan yang diberikan pemerintah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011