ANTARAJAWABARAT.com, 27/8 - Rombongan pemudik yang menggunakan bajaj pada H-3 Lebaran Idul Fitri 1432 Hijriyah/2011 mulai memasuki jalur pantai utara (pantura) di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu dinihari.
Para pemudik bajaj dari Jakarta ini sebenarnya mulai nampak melintasi pantura Kabupaten cirebon pada H-7 namun jumlahnya masih terbatas. Kini iring-iringan bajaj semakin bertambah banyak mulai pada H-4.
Tujuan para pemudik kendaraan roda tiga ini didominasi ke arah Jawa Tengah, seperti Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Brebes.
Muhamad Agus, salah seorang pemudik bajaj, mengatakan puncak keberangkatan masyarakat yang menggunakan kendaraan roda tiga itu terjadi mulai H-4 dan diperkirakan hingga H-2 Lebaran.
Mudik dengan kendaraan roda tiga dirasakan Agus cukup aman dan santai, karena laju kendaraan bajaj tersebut kurang dari 40 kilometer per jam.
Meski jalannya lambat mesin bajaj cukup mampu diandalkan hingga tiba di kampung halaman. Bajaj juga dapat menghindari tiupan angin malam bagi pengendaranya.
Menurut dia, perjalanan bajaj tidak secepat kendaraan roda dua, butuh kesabaran mengendarai kendaraan yang kondisi mesin dan bodinya sudah tua.
"Dari Jakarta setibanya di halur pantura Cirebon harus berhenti istirahat karena mendinginkan mendinginkan mesin. Sudah lima kali berhenti mendinginkan mesin," katanya.
Ia mengatakan, bahan bakar kendaraan roda tiga itu sudah tidak sehemat kendaraan roda dua, dari Jakarta hingga Kabupaten Cirebon sudah menghabiskan sekitar 20 liter premium, kalau sepeda motor kurang dari 10 liter premium.
"Bedanya dua kali lipat namun kelebnihannya bajaj bisa membawa keluarga dan barang bawaan dengan leluasa," katanya.
Rohadi pemudik bajaj lainnya mengaku perjalanan menggunakan kendaraan roda tiga butuh waktu cukup panjang dibandingkan dengan kendaraan lain, berangkat dari Jakarta, Jumat (26/8) pukul 13.00 WIB, dan Sabtu (27/8) dinihari baru tiba di Kabupaten Cirebon.
Menurut dia, kendaraan roda tiga meski usianya sudah tua masih tetap bisa diandalkan mudik ke kampung halaman, meski perjalanan Jakarta hingga Tegal dan Kabupaten Pemalang cukup jauh, ditambah lagi memasuki H-4 arus mudik semakin padat dan macet.
Pemudik kendaraan roda tiga, kata Rohadi, butuh pengalaman cukup untuk mengendarainya jika arus lalu lintas di pantura mulai dari Karawang, Subang, Indramayu hingga Kabupaten Cirebon macet.
"Akibat kondisi macet tersebut mesin bajaj cepat panas, selain itu bahan bakar boros," katanya.
Dia mengaku, mudik dengan kendaraan roda tiga sebenarnya terpaksa karena jika menggunakan kendaraan roda dua tidak bisa membawa keluarganya dengan nyaman, meski waktu perjalanan cukup panjang, karena tiba di Kabupaten Tegal dari Jakarta hampir 30 jam karena terhambat kemacetan.
-e solihin-
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
Para pemudik bajaj dari Jakarta ini sebenarnya mulai nampak melintasi pantura Kabupaten cirebon pada H-7 namun jumlahnya masih terbatas. Kini iring-iringan bajaj semakin bertambah banyak mulai pada H-4.
Tujuan para pemudik kendaraan roda tiga ini didominasi ke arah Jawa Tengah, seperti Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Brebes.
Muhamad Agus, salah seorang pemudik bajaj, mengatakan puncak keberangkatan masyarakat yang menggunakan kendaraan roda tiga itu terjadi mulai H-4 dan diperkirakan hingga H-2 Lebaran.
Mudik dengan kendaraan roda tiga dirasakan Agus cukup aman dan santai, karena laju kendaraan bajaj tersebut kurang dari 40 kilometer per jam.
Meski jalannya lambat mesin bajaj cukup mampu diandalkan hingga tiba di kampung halaman. Bajaj juga dapat menghindari tiupan angin malam bagi pengendaranya.
Menurut dia, perjalanan bajaj tidak secepat kendaraan roda dua, butuh kesabaran mengendarai kendaraan yang kondisi mesin dan bodinya sudah tua.
"Dari Jakarta setibanya di halur pantura Cirebon harus berhenti istirahat karena mendinginkan mendinginkan mesin. Sudah lima kali berhenti mendinginkan mesin," katanya.
Ia mengatakan, bahan bakar kendaraan roda tiga itu sudah tidak sehemat kendaraan roda dua, dari Jakarta hingga Kabupaten Cirebon sudah menghabiskan sekitar 20 liter premium, kalau sepeda motor kurang dari 10 liter premium.
"Bedanya dua kali lipat namun kelebnihannya bajaj bisa membawa keluarga dan barang bawaan dengan leluasa," katanya.
Rohadi pemudik bajaj lainnya mengaku perjalanan menggunakan kendaraan roda tiga butuh waktu cukup panjang dibandingkan dengan kendaraan lain, berangkat dari Jakarta, Jumat (26/8) pukul 13.00 WIB, dan Sabtu (27/8) dinihari baru tiba di Kabupaten Cirebon.
Menurut dia, kendaraan roda tiga meski usianya sudah tua masih tetap bisa diandalkan mudik ke kampung halaman, meski perjalanan Jakarta hingga Tegal dan Kabupaten Pemalang cukup jauh, ditambah lagi memasuki H-4 arus mudik semakin padat dan macet.
Pemudik kendaraan roda tiga, kata Rohadi, butuh pengalaman cukup untuk mengendarainya jika arus lalu lintas di pantura mulai dari Karawang, Subang, Indramayu hingga Kabupaten Cirebon macet.
"Akibat kondisi macet tersebut mesin bajaj cepat panas, selain itu bahan bakar boros," katanya.
Dia mengaku, mudik dengan kendaraan roda tiga sebenarnya terpaksa karena jika menggunakan kendaraan roda dua tidak bisa membawa keluarganya dengan nyaman, meski waktu perjalanan cukup panjang, karena tiba di Kabupaten Tegal dari Jakarta hampir 30 jam karena terhambat kemacetan.
-e solihin-
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011